BOMINDONESIA.COM, RUSIA – Perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya mendekati akhir. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi membahas upaya perdamaian dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (12/2/2025).
Pembicaraan ini dilakukan melalui sambungan telepon dan menjadi langkah diplomasi pertama Trump sebagai presiden dalam upayanya menghentikan perang, sebagaimana yang telah ia janjikan dalam kampanyenya.
Dalam unggahan di akun media sosial pribadinya, TruthSocial @realDonaldTrump, Trump mengungkapkan isi percakapannya dengan Putin dan Zelensky.
Trump: Putin Setuju Mengakhiri Perang
Trump pertama kali mengungkap pembicaraannya dengan Putin dalam sebuah unggahan panjang sebelum beralih membahas dialognya dengan Zelensky.”Saya baru saja melakukan percakapan panjang dan sangat produktif dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia,” tulis Trump, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (13/2/2025).
“Kami membahas sejarah besar kedua negara, termasuk bagaimana kita pernah berjuang bersama dalam Perang Dunia II. Rusia kehilangan puluhan juta jiwa, dan kami juga kehilangan begitu banyak orang. Kami sepakat bahwa akan ada manfaat besar jika kedua negara bekerja sama di masa depan,” tambahnya.
Trump menegaskan bahwa ia dan Putin memiliki kesepahaman bahwa perang yang sedang berlangsung harus segera dihentikan.”Pertama-tama, seperti yang kami sepakati, kita ingin mengakhiri pertumpahan darah yang telah menelan jutaan nyawa dalam perang antara Rusia dan Ukraina,” katanya.
Ia juga mengklaim bahwa Putin mendukung visi kampanyenya yang ia sebut sebagai “Akal Sehat” (Common Sense). Bahkan, keduanya sepakat untuk saling berkunjung ke negara masing-masing di masa depan.”Kami juga menyepakati agar tim negosiasi masing-masing segera memulai pembicaraan. Langkah pertama yang saya lakukan adalah menghubungi Presiden Zelensky untuk memberitahukan hasil percakapan dengan Putin,” lanjutnya.
Trump menugaskan beberapa pejabat tinggi AS untuk memimpin negosiasi, di antaranya:
Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz,Duta Besar sekaligus Utusan Khusus Steve Witkoff
Menurutnya, perang ini seharusnya tidak pernah terjadi jika ia masih menjabat sebagai presiden sebelumnya. Namun, karena perang telah berlangsung, ia menegaskan bahwa konflik ini harus segera diakhiri.
“Jutaan orang telah tewas dalam perang yang tidak akan pernah terjadi jika saya tetap menjadi Presiden. Tapi sekarang sudah terjadi, dan harus diakhiri. Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang!” tegasnya.
Trump juga mengucapkan terima kasih kepada Putin atas pembebasan seorang warga negara AS, Marc Fogel, yang sebelumnya ditahan di Rusia.
Zelensky Juga Ingin Perdamaian
Dalam unggahan lanjutan di TruthSocial, Trump juga membahas percakapannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. “Saya baru saja berbicara dengan Presiden Volodymyr Zelensky dari Ukraina. Percakapan berlangsung dengan sangat baik,” ungkap Trump.
Ia menekankan bahwa, seperti Putin, Zelensky juga menginginkan perdamaian.”Presiden Zelensky, seperti Presiden Putin, ingin menciptakan PERDAMAIAN,” tulisnya.
Trump juga mengumumkan bahwa pertemuan lebih lanjut terkait perdamaian akan diselenggarakan pada Jumat (14/2/2025) di Munich, Jerman. Delegasi AS dalam pertemuan ini akan dipimpin oleh Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio.
“Saya berharap hasil pertemuan ini akan positif. Sudah saatnya menghentikan perang yang menggelikan ini, yang telah menyebabkan begitu banyak kematian dan kehancuran yang tidak perlu. Tuhan memberkati rakyat Rusia dan Ukraina,” pungkasnya.
Arab Saudi Jadi Lokasi Pertemuan?
Sementara itu, mengutip Reuters, muncul spekulasi bahwa pertemuan langsung antara Putin dan Zelensky dapat dilakukan di negara ketiga. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) disebut-sebut sebagai lokasi potensial untuk pembicaraan damai,meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai hal ini.
Editor : Mercurius