BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Kelompok Hizbullah menembakkan rudal balistik ke markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di dekat Tel Aviv. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku sangat prihatin atas rentetan serangan itu.”Hal ini tentu sangat memprihatinkan, tentu saja bagi Israel, tetapi juga bagi kami,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada CNN, dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/6/2024).
John menerangkan masih ada jalan keluar untuk mengakhiri perang. Dia mengaku yakin ada ruang solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan.”Masih ada waktu dan ruang untuk solusi diplomatik di sini guna meredakan ketegangan dan mencegah perang habis-habisan,” ujarnya
Hizbullah Tembakkan Rudal Balistik
Seperti diketahui, Hizbullah mengaku pihaknya telah menembakkan rudal balistik yang menargetkan markas besar badan mata-mata Israel, Mossad di dekat Tel Aviv. Hizbullah menyebut serangan baru-baru ini terhadap kelompok yang berbasis di Lebanon tersebut, telah direncanakan di markas Mossad itu.
Ini adalah pertama kalinya Hizbullah mengklaim serangan rudal balistik sejak dimulainya pertempurannya yang berlangsung hampir setahun dengan Israel. Pertempuran ini dimulai setelah kelompok Hamas melakukan serangan ke Israel pada tanggal 7 Oktober lalu
Sebelumnya, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Lebanon setelah sirene berbunyi di Tel Aviv.
“Perlawanan Islam meluncurkan rudal balistik ‘Qader 1’ pada pukul 6:30 pagi (0330 GMT) pada hari Rabu, 25-9-2024, yang menargetkan markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (25/9/2024).”Markas besar ini bertanggung jawab atas pembunuhan para pemimpin dan ledakan pager dan perangkat nirkabel,” tambahnya, mengacu pada serangan minggu lalu yang menewaskan banyak orang di Lebanon termasuk seorang komandan tinggi.
Dikatakan pula bahwa serangan itu dilakukan untuk mendukung rakyat Gaza dan “membela Lebanon dan rakyatnya”. Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam pertempuran lintas batas hampir setiap hari sejak kelompok Hamas melancarkan serangan besar-besaran, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober.
Editor : Mercurius