BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Ambrolnya lantai ruangan SMA Negeri 7 yang terjadi pada Senin (9/9/2024). Diduga disebabkan karena kondisi bangunan yang tua dan minimnya perawatan bangunan itu sendiri.
Rusaknya bangunan milik negara ini pun sudah terjadi berulang kali. Persoalannya masih sama yakni minimnya pengontrolan dan seperti terjadi pembiaran yang berkelanjutan.
Persoalan gedung dan bangunan ini juga menjadi perhatian pengamat kontruksi di banua. Kata M Khuzaimi, Ketua Gatensi Kalsel ini menyampaikan, bangunan kayu yang dilapis beton lebih rawan tidak stabil dan ini sering ditemui pihaknya, termasuk material bangunan SMA 7 itu yang memiliki kontruksi kayu berlapis beton.
Bangunan dengan struktur kayu tentu memerlukan pengamatan visual untuk pemeliharaan berkala, bisa dilakukan rutin bahkan 6 bulan sekali, untuk memastikan struktur kayu tidak mengalami perubahan yang besar.
Kata Jimmy, bangunan kayu bisa ber umur antara 50 bahkan 100 tahun, namun hanya bangunan kayu tanpa tambahan atau lapisan semen.
“Ketika struktur kayu terbungkus dengan bahan pegisi bata dan coran maka kesempatan untuk melakukan perawatan menjadi terganggu. Bangunan kayu itu bisa berumur 50-100 tahun, tapi tidak berlapis,” ucapnya.
Ia menyarankan, kalau memang struktur awal adalah kayu maka carilah bahan dindingnya dari kayu juga. Tidak disarankan dilapis dengan semen coran karena meski kayu kwalitas utama tapi pastinya akan alami kembang susut, terlebih perubahan musim kemarau dan hujan.
“Kayu yang tertanam di dalam beton akan membengkak setiap kali menyerap air. Disarankan bangunan kosntruksi kayu untuk dilakukan pengawasan dan pemeliharaan libatkan tenaga ahli hingga bisa dipastikan bangunan publik tersebut masih layak atau tidak,” tutupnya.
Sebelumnya, ambrolnya bangunan SMA 7 itu menyebabkan sejumlah siswa terjatuh terbawa ambrolan lantai. Beruntung tidak ada yang mengalami luka serius, namun insiden itu membuat sedikit trauma, takut kalau terjadi kembali.
Ambrolnya lantai sekolah SMA favorit di Banjarmasin ini diduga karena faktor usia, sehingga material dari kayu dan beton menajadi lapuk. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Banjarmasin, Arjudin menyampaikan, bahwa bangunan sekolahnya itu memang sudah tua, diperkirakan berusia 50 tahunan.
Ia pun memastikan atas insiden itu tidak ada siswanya yang mengalami luka serius. Namun, ada yang syok karena terkejut jatuh terbawa ambrolnya lantai.
Bangunan yang ambrol ia juga memamastikan tidak lagi menggunakannya, namun ruangan kelas lainnya tetap digunakan sebagaimana mestinya untuk ajar mengajar. “Kalau tidak salah aula ini sudah berumu 50 tahunan, mungkin sudah lapuk dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda yang menonjol,” ucapnya.
Editor : Hamdani