Kisah Frank Serpico, Sang Polisi Legendaris Amerika yang Mengungkap Kebobrokan NYPD

- Jurnalis

Rabu, 9 Oktober 2024 - 17:07 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frank Vincent Serpico (Foto Istimewa)

Frank Vincent Serpico (Foto Istimewa)

BOMINDONESIA.COM, BROOKLYN – Ini adalah kisah tentang Frank Vincent Serpico, seorang pensiunan Departemen Kepolisian New York (NYPD) kelahiran 14 April 1936 di kota Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Ia dikenal pernah membongkar kasus boborknya kepolisian New York.

Ia adalah putra bungsu dari pasangan Vincenzo dan Maria Giovanna Serpico yang merupakan imigran dari Italia. Di usianya yang ke-17, Ia pernah mengabdi sebagai Tentara Amerika Serikat dan ditugaskan ke Korea Selatan selama 2 tahun. Setelah itu, Ia berkuliah di Universitas Brooklyn sembari mengambil pekerjaan sampingan sebagai detektif swasta. Usai lulus dari Universitas Brooklyn, melanjutkan studinya di Universitas Kota New York jurusan Sains.

Karier Frank sebagai Polisi dimulai pada 11 September 1959 dengan masa percobaan selama 6 bulan. Setelah menjalani masa percobaan, Beliau mulai bergabung ke dalam Badan Reserse NYPD dan bertugas dalam melakukan penyelidikan.

Dengan memanfaatkan tugasnya, Frank menyelidiki adanya dugaan korupsi di dalam tubuh di NYPD. Penyelidikannya bermula di tahun 1967, kala itu Ia berhasil menguak bukti dan fakta mengenai tindakan korupsi dan pemerasan yang dilakukan oleh oknum Polisi NYPD.

Penyelidikannya sendiri dilakukan di 3 kota di sekitaran negara bagian New York, yakni Brooklyn, Bronx dan Manhattan. Ia melaporkan temuannya kepada atasannya sendiri, namun laporannya tidak digubris sama sekali.

Sampai satu waktu, Frank bertemu dengan David Durk, yang jadi rekannya dalam mengungkap kasus korupsi di NYPD. Bersama David, Frank berhasil mendapatkan bukti yang sangat valid dan tidak dapat dibantahkan lagi. Lalu, temuannya itu langsung dilaporkan ke media New York Times pada 25 April 1970.

Publik pun digegerkan dengan fakta bahwa ada hal busuk dibalik kredibilitas NYPD sebagai Departemen Kepolisian Terbaik di New York. Nama Frank Serpico pun turut viral berkat penyelidikannya. Dari sini, Frank mendapatkan julukan “The Whistleblower” yang artinya “Si Pengadu”.

Untuk mengkonfirmasi tuduhan korupsi di dalam tubuh NYPD, salah satu petinggi pemerintahan AS bernama Mayor John Vliet Lindsay mendirikan sebuah badan penyelidik bernama Knapp Commission.

Baca Juga :  Diduga Ngelem, Pemuda Ngamuk hingga Rusak Mobil di Jalan Pramuka

Organisasi ini hanya diikuti oleh 5 orang pejabat yang ditunjuk langsung oleh Mayor Lindsay, mereka adalah Whitman Knapp, Arnold Bauman, Joseph Monserrat, Franklin Augustine Thomas dan Cyrus Vance. Di tengah proses penyelidikan, Arnold Bauman digantikan oleh John Emilio Sprizzo.

Yang bertugas sebagai ketua dari kelompok ini adalah Whitman Knapp. Suatu malam tanggal 3 Februari 1971, Frank bersama 3 orang rekannya ditugaskan untuk melakukan penangkapan pelaku pengedaran narkoba. Lokasi TKP berada di 778 Driggs Avenue, Williamsburg, Brooklyn

Dalam prosesnya, Frank bersama salah satu rekannya masuk ke dalam sebuah apartemen yang diduga sebagai tempat transaksi narkoba, sementara 2 orang rekannya yang lain menunggu di luar apartemen. Setelah masuk, mereka berhasil meringkus 2 orang pelaku yang diduga sebagai pembeli barang haram tersebut. Frank menemukan 2 bungkus heroin milik pelaku.

Kini, Frank berniat untuk menangkap si penjual narkoba. Sebelum itu, Frank berusaha mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai si penjual narkoba dari para pelaku. Setelah mendapat informasi yang cukup, Frank kembali ke dalam bersama salah satu rekannya untuk menyergap si penjual narkoba.

Frank berhasil menemukan kamar si penjual. Ia mengetuk pintu kamar si penjual narkoba sambil berpura-pura sebagai pembeli. Saat si penjual membuka pintunya, tiba-tiba Frank terjatuh akibat terkena pukulan di belakang kepalanya. Dalam kondisi setengah sadar, Frank dan si penjual narkoba saling menodong senjata.

Tembakan pistol pun dilepaskan oleh keduanya, membuat Frank dan si penjual narkoba tak sadarkan diri. Beruntung, Ia masih selamat, namun Ia mendapatkan luka tembak serius di wajahnya.

Peluru dari pistol si penjual narkoba bersarang di antara mata dan rahangnya. Akibatnya, peluru tersebut mengenai saraf pendengarannya dan membuat Frank tuli sebelah sampai sekarang.

Baca Juga :  Kisah Haru Hachiko Anjing Setia dari Jepang, Simbol Kesetiaan

Frank mendapat kabar baik dan kabar mengejutkan setelah dirinya siuman. Kabar baiknya, si penjual narkoba sudah diamankan ke kantor Polisi dan mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Sementara berita mengejutkannya, Frank ditemukan tak sadarkan diri sendirian di dalam apartemen oleh salah satu penghuninya, yang berarti kalau Frank ditinggalkan seorang diri oleh ketiga rekannya.

Frank pun berusaha untuk mencari jawaban atas kejadian buruk yang menimpanya. Namun sampai sekarang, penyebab sebenarnya dari kejadian tersebut masih menyimpan tanda tanya besar dibenak publik. Bahkan, keberadaan rekan-rekannya Frank tidak pernah terungkap lagi sejak kejadian itu.

Sebagai penghormatan atas jasa dan keberaniannya, Frank dianugerahi medali kehormatan oleh pemerintah AS. Kemudian di tanggal 15 Juni 1972, Frank memutuskan untuk pensiun. Ia memutuskan untuk menetap di Swedia dan Belanda guna menenangkan diri dan pikirannya.

Selama di Eropa, Frank menikah dengan seorang wanita asal Belanda bernama Marianne. Dari pernikahannya ini, Frank dan Marianne dianugerahi seorang putra bernama Alexander, yang lahir pada tanggal 15 Maret 1980. Sayangnya, Marianne harus pergi meninggalkan Frank untuk selamanya akibat penyakit kanker yang dialaminya.

Frank juga aktif sebagai aktivis dalam membela keadilan bagi warga AS yang menjadi korban Police Brutality, yakni tindak kekerasan, penindasan atau penganiayaan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok oknum kepolisian terhadap warga sipil.

Kisah hidupnya Frank juga diabadikan ke dalam beberapa media pop culture, mulai dari film sampai buku biografi. Salah satu buku biografi yang menceritakan kisah hidup Beliau adalah Serpico, karya seorang penulis dan jurnalis asal AS bernama Peter Maas yang dirilis pada tahun 1973.

Kemudian, ada satu film Hollywood yang mengangkat kisah hidupnya Frank dengan judul yang sama dengan buku biografi karya Peter Maas. Film tersebut disutradarai oleh Sidney Lumet dan diperankan aktor Al Pacino sebagai Frank Serpico.

Berita Terkait

Orang Pertama Yang Mengatakan Bahwa Bumi Berputar Pada Porosnya
Duo Kribo: Persaingan dan Kolaborasi Rocker Indonesia dalam Film Legendaris
“Manson Family” Geng Gila dan Keji yang Bikin Hollywood Gempar
Ludwig Lemans Gitaris Pertama Band God Bless
Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui Dunia
Panasnya ”Kemarau 75” di Bandung
Tiga Basisst Rock Terbaik di Indonesia Era ’70’ an
Potret Kenangan Mick Jagger dan Ria Irawan 1988: Sebuah Momen Ikonik dalam Dunia Hiburan

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 02:27 WITA

Orang Pertama Yang Mengatakan Bahwa Bumi Berputar Pada Porosnya

Kamis, 19 Desember 2024 - 01:14 WITA

Duo Kribo: Persaingan dan Kolaborasi Rocker Indonesia dalam Film Legendaris

Kamis, 19 Desember 2024 - 00:58 WITA

“Manson Family” Geng Gila dan Keji yang Bikin Hollywood Gempar

Rabu, 18 Desember 2024 - 01:04 WITA

Ludwig Lemans Gitaris Pertama Band God Bless

Rabu, 18 Desember 2024 - 00:48 WITA

Peltu (Purn) Tatang Koswara Penembak Jitu Indonesia yang Diakui Dunia

Berita Terbaru

Anggota Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas dan insan pers di Kalimantan Selatan berfoto bersama dalam acara sosialisasi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) (foto:istimewa/bomindonesia)

Halo Indonesia

Google News Showcase Diluncurkan Awal Tahun 2025

Minggu, 22 Des 2024 - 18:41 WITA