BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Masa tanam di Banjarmasin dan wilayah sekitarnya sekarang ini sedang terganggu. Hal ini disebabkan cuaca ektrem curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utamanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin Yuliansyah Effendi, menyampaikan bahwa Nopember sampai Desember adalah titik yang paling tinggi intensitas curah hujan. Pantauan pihaknya di lapangan, hampir semua titik lahan pertanian terendam seperti dikawasan Banjarmasin Timur.
Yuli menerangkan ketinggian air di area persawahan bisa mencapai 30 cm. Hingga paling parah di Banjarmasin Selatan yang bisa mencapai pinggang orang dewasa. Jika ketinggian banjirnya, maka tidak bisa dilakukan penanaman padi. “Ini tentu menjadi kendala bagi petani. Apalagi kita mau meningkat indek Pertanaman (IP) dua kali, itu masih terkendala pada keadaan”, ucapnya.
Untuk melakukan masa penanaman kembali pun, disampaikannya kemungkinan hal ini baru bisa dilakukan kemungkinan di bulan Januari atau Maret tahun depan. “Jadi menunggu air agak surut, seperti pengalaman di tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, meskipun masa penanaman padi di wilayah Banjarmasin terganggu akibat kondisi cuaca. Hal tersebut dikatakan Yuli tak akan terlalu berpengaruh pada stok pangan di Kota Banjarmasin.
Ini karena Kota Banjarmasin bukanlah sebagai daerah penyangga, dan sebagian besar persediaan pangan pun didapatkan dari kabupaten tetangga yang ada disekitar Banjarmasin. “Penanaman disini itu istilahnya semacam kontribusi aja lah terhadap keberadaan stok pangan atau beras yang ada,” jelasnya.
“Karena dengan luasan sekitar 2.600 hektar an, begitu panen serentak paling kalau diberikan atau dimakan oleh masyarakat Kota Banjarmasin. Itu paling 40 sampai 50 hari (persediaannya) habis,” tandasnya.
Editor : Hamdani