BOMIndonesia.com, BANJAR– Sejumlah tamu yang ingin menginap di apartemen pertama di Banua itu dihalang halangi oleh puluhan pemilik kamar atau Condotel yang berkumpul baik di lobby dan halaman depan hotel di kawasan Jalan A Yani Km 11 Gambut Kabupaten Banjar itu.
Bahkan kericuhan pun nyaris terjadi di Hotel Aston Banua, pada Sabtu (7/9/2024) petang. Ketika ada serombongan tamu yang menginap dan ingin menginap yang coba melewati jalan lain dengan alasan ingin berenang dengan diantar staf hotel dikejar kejar para pemilik kondotel ” tutup saja akses keluar teriak seorang pemilik kondotel.
Apa sebab puluhan warga pemilik Condotel itu mengamuk? Ya, kesabaran mereka sudah habis, sebab selama tiga tahun haknya terkait bagi hasil saham diduga sudah lama tidak dibayarkan pihak Aston Banua.
Masing-masing pemilik kamar hotel memasang poster bertuliskan ‘kamar ini tidak disewakan sudah ditarik pemiliknya’ di depan pintu kamar hotel. Termasuk juga mereka duduk depan pintu masuk keluar hotel di lobby
Setiap pengunjung yang mencoba masuk dijegal oleh pemilik kamar hotel. “Maaf bu, kamar ini tidak disewakan,” ucap ibu salah satu pemilik kamar yang menjaga pintu masuk hotel.
Ketika nyaris terjadi baku hantam antara salah satu pemilik kondotel yang tergabung dalam Perkumpulan Pemilik Condotel dan Penghuni Rumah Susun (PPCPRS) The Grand Banua, R Harun alias Eng Ho dengan seseorang dari pihak pengembang Grand Aston dari PT Banua Anugerah Sejahtera (BAS).
Sempat terjadi adu mulut saja antara keduanya, dan dengan sigap petugas keamanan dan juga dari paguyuban melerai, hingga salah satu Direktur PT BAS itu masuk ke ruangan untuk berunding dengan pengacara dari pihak Paguyuban, Jeffri Halim.
Kuasa Hukum (PPCPRS), Jefri Halim menyampaikan, aksi penutupan itu sebenarnya hanya bentuk ekspresi kekecewaan kliennya, karena pihak manajemen Hotel Aston tidak ada yang mau menemui para pemilik kamar.
Sehingga hal itu menyulut emosi, karena paguyuban menginginkan solusi yang sudah lama diharapkan. Kemudian, Jefri melanjutkan, tak lama setelah adanya keributan dan adanya perundingan, akhirnya disepakati akan ada pertemuan antara kedua belah pihak pada Senin 9 September 2024.
Di hari tersebut, GM Aston Banua lah yang akan langsung menemui pihaknya dan diharapkan solusi terkait perjanjian kerjasama dengan pemilik kamar bisa tereaslisasi. “Ya ini sebenarnya aksi damai, mengapa mereka tadi menutup. Ya, karena pihak Aston ditunggu berjam-jam tidak ada yang menemui. Akhirnya ini bisa disepakati, hari senin nanti akan dilakukan pertemuan dengan pihak GM Aston,”
Jenny salah satu pemilik kamar mengaku, pihaknya sudah habis kesabaran, pasalnya tiga tahun haknya tidak dibayar-bayar. Jenny mengaku, ia dan suaminya memiliki dua kamar, dimana harusnya setiap kamar pertahunnya ia menerima kurang lebih Rp60 juta, jika ramai pengunjung bisa mencapai seratus lebih. ‘Dengan ini, saya berharap ada solusi sesuai kerjasama dan perjanjian,’ imbuhnya. (*)
Penulis : Hamdani
Editor : Mercurius