BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Kabar pernikahan Gus Zizan dan Kamila Asy Syifa ramai dibicarakan publik. Mempelai perempuan yang masih di bawah umur menjadi buah bibir hingga menuai kontroversi.
Pasalnya, usia Gus Zizan dan Kamila Asy Syifa sama-sama terbilang masih muda. Gus Zizan saat ini berusia 19 tahun, sedangkan Kamila baru berumur 17 tahun. Sementara itu, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila laki-laki dan perempuan sudah mencapai umur 19 tahun
Selain bertentangan dengan hukum di Indonesia, pernikahan dini juga memiliki keburukan dari sisi medis. Spesialis obstetri dan ginekologi dr Fedrik Monte Kristo, SpOG mengatakan, banyak risiko yang bisa terjadi akibat pernikahan dini.
Secara umum, pernikahan dini dapat berpengaruh pada kondisi psikologis dan emosional kedua mempelai. Sedangkan dari sisi medis, pernikahan dini memiliki risiko besar pada masalah kesehatan seksual.”Di sisi medis di bagian kandungan, wanita yang menikah muda di bawah 19 tahun akan meningkatkan hubungan seksual yang terlalu dini atau terlalu cepat,” terang dr Fedrik, dikutip dari detikcom, Selasa (8/10/2024).
“Itu meningkatkan risiko beberapa penyakit seksual, seperti kanker serviks, herpes, dan penyakit seksual lainnya,” sambungnya. dr Fedrik juga memaparkan tentang risiko pendarahan yang dipicu oleh pernikahan dini, terutama pada perempuan yang hamil di usia muda. Perdarahan tersebut dapat terjadi saat kehamilan atau pasca melahirkan.
Pada umumnya, pendarahan terjadi karena efek anemia, yaitu saat jumlah sel darah merah dalam tubuh berada di bawah batas normal. Kondisi anemia rentan dialami ibu hamil yang dipicu oleh perubahan fisiologis kehamilan.
Lantas, kapan usia yang tepat untuk menikah dan menjalani kehamilan? Dalam ilmu obstetri dan ginekologi, dr Fedrik menyebut usia yang tepat untuk kehamilan adalah di atas 20 tahun, Bunda. Mereka yang hamil di bawah usia itu, belum dapat dikatakan ideal. “Wanita hamil di usia yang ideal saja punya potensi terjadi anemia. Di usia yang lebih muda, potensinya sangat tinggi bisa mencapai 60 persen,” ucap dr Fedrik.
“Hal itu terjadi karena usianya masih terlalu muda dan belum siap untuk hamil, sehingga menyebabkan kondisi anemia,” imbuhnya.
Editor : Mercurius