IDEAS: Guru Honor Penerima Upah Jauh dari Layak

- Jurnalis

Senin, 25 November 2024 - 22:17 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guru Menjadi Pejuang Tanpa Tanda Jasa (foto:islustrasi/istimewa/bomindonesiaa)

Guru Menjadi Pejuang Tanpa Tanda Jasa (foto:islustrasi/istimewa/bomindonesiaa)

BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Direktur Advokasi Kebijakan IDEAS Agung Pardini mengatakan, negara belum sepenuhnya hadir untuk memberikan kesejahteraan yang layak bagi para guru honorer.

“Dari 3,7 juta guru di Indonesia, sebanyak 2,06 juta atau 56% merupakan guru honorer atau tidak tetap. Sebagian besar dari mereka masih menerima upah yang jauh dari layak, bahkan di beberapa daerah masih banyak yang di bawah Rp 500.000, terutama di tingkat SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI),” kata Agung dalam keterangan tertulisnya pada Senin (25/11/2024).

Menurut Lembaga Riset Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS), dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak mampu menopang gaji guru honorer secara layak.

Meskipun Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah mengatur hak penghasilan yang layak bagi guru.

Sumber gaji bagi guru honorer sampai saat ini masih ditopang dana BOS. Berdasarkan regulasi yang ada, alokasi gaji guru honorer dari dari dana BOS maksimal 50% untuk sekolah di bawah Kemendikbud dan 60% untuk sekolah di bawah Kemenag.

Baca Juga :  Sejarah, Fakultas Farmasi Uniska Gelar Yudisium Pertamanya

“Simulasi IDEAS mengungkapkan rata-rata gaji guru honorer yang ditopang dana BOS hanya berkisar antara Rp 780,000 hingga Rp 3,3 juta, tergantung jenjang pendidikan,” tuturnya.

Pada tingkat nasional, guru honorer SD rata-rata menerima gaji Rp 1,2 juta, sementara guru SMP mendapatkan Rp 1,9 juta. Di jenjang pendidikan menengah, guru honorer SMA rata-rata digaji Rp 2,7 juta, dan guru SMK Rp 3,3 juta.

“Namun, kondisi guru madrasah jauh lebih memprihatinkan, dengan gaji rata-rata hanya Rp 780.000 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), Rp 785.000 untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Rp 984.000 untuk Madrasah Aliyah (MA),” tutur Agung.

Rasio guru dan murid yang kecil, terutama di daerah-daerah tertentu, menjadi salah satu penyebab alokasi dana BOS tidak mencukupi untuk memberikan gaji layak bagi para guru honorer. “Bahkan jika porsi dana BOS dinaikkan lebih dari 60%, tetap saja tidak akan cukup untuk mencapai kesejahteraan yang layak,” ungkapnya.

Hasil simulasi lain juga menunjukkan disparitas gaji antar wilayah. Di jenjang SD, dari 494 kabupaten/kota yang dianalisis, sebanyak 220 kabupaten/kota masih memiliki gaji guru honorer di rentang Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Kondisi lebih buruk terlihat di MI, di mana 328 dari 492 kabupaten/kota memiliki estimasi gaji dalam rentang yang sama.

Baca Juga :  MA Kabulkan Permohonan PK Maming, Hukuman Mantan Bupati Tanah Bumbu Itu Berkurang 2 Tahun

Pada jenjang SMP dan MTs, terdapat masing-masing 110 kabupaten/kota (dari 486 kabupaten/kota) dan 320 kabupaten/kota (dari 483 kabupaten/kota) dengan gaji guru honorer juga di bawah Rp 1 juta.

Sementara itu, situasi sedikit lebih baik ditemukan di jenjang pendidikan menengah atas. Sebanyak 156 kabupaten/kota dari 483 kabupaten/kota pada jenjang SMA memiliki rata-rata gaji guru honorer di atas Rp 3 juta. Jenjang SMK bahkan lebih baik, dengan 162 kabupaten/kota dari 463 kabupaten/kota memiliki estimasi gaji di atas Rp 3 juta.

“Namun, di MA, mayoritas gaji guru honorer tetap berada di rentang Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, yakni sebanyak 239 kabupaten/kota dari 464 kabupaten/kota yang dianalisis,” tutur Agung.

“Pengangkatan guru honorer menjadi ASN melalui skema PPPK memang menggembirakan, tetapi masih parsial. Skema ini hanya menjangkau sekolah negeri dan memiliki kontrak kerja terbatas antara 1 hingga 5 tahun, sehingga tidak menjadi solusi jangka panjang,” tambahnya.

Editor : Afdiannoor

Berita Terkait

Google News Showcase Diluncurkan Awal Tahun 2025
Orang Pertama Yang Mengatakan Bahwa Bumi Berputar Pada Porosnya
Tahun 2024 Perekonomian Kalsel Tumbuh Positif, Inflasi Juga Terkendali
Asesmen Lapangan Akreditasi S-1 PIAUD Fakultas Tarbiyah UIN Antasari Ditutup
Sapakawanan Project SMKN 3 Banjarmasin Raih Juara 2 Lomba Video Kreatif Gizi Nasional
Refleksi Akhir Tahun: Konsistensi TVRI Menjaga Spirit NKRI dan Demokrasi
Dampak Banjir Rob, Rumah dan Jalan Aspal Rawan Rusak, Ini Kata Gatensi kalsel
Duel Maut Jelang Tengah Malam, Amat Setrum Tewas Bersimbah Darah

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 18:41 WITA

Google News Showcase Diluncurkan Awal Tahun 2025

Minggu, 22 Desember 2024 - 02:27 WITA

Orang Pertama Yang Mengatakan Bahwa Bumi Berputar Pada Porosnya

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:59 WITA

Tahun 2024 Perekonomian Kalsel Tumbuh Positif, Inflasi Juga Terkendali

Sabtu, 21 Desember 2024 - 12:33 WITA

Asesmen Lapangan Akreditasi S-1 PIAUD Fakultas Tarbiyah UIN Antasari Ditutup

Jumat, 20 Desember 2024 - 22:59 WITA

Sapakawanan Project SMKN 3 Banjarmasin Raih Juara 2 Lomba Video Kreatif Gizi Nasional

Berita Terbaru

Anggota Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas dan insan pers di Kalimantan Selatan berfoto bersama dalam acara sosialisasi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) (foto:istimewa/bomindonesia)

Halo Indonesia

Google News Showcase Diluncurkan Awal Tahun 2025

Minggu, 22 Des 2024 - 18:41 WITA