BOMINDONESIA.COM, AMERIKA – Israel dikabarkan sedang mempertimbangkan serangan balasan yang signifikan terhadap kilang minyak Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran pada Selasa malam.
Dalam serangan tersebut, diperkirakan 180 rudal ditembakkan ke Tel Aviv dan beberapa target lainnya di seluruh Israel, yang memperburuk eskalasi konflik antara kedua negara.
Mengutip laporan Axios, Kamis (3/10/2024), pejabat Israel mungkin akan menyerang fasilitas produksi minyak dan situs strategis lainnya di Iran dalam beberapa hari mendatang. Para pejabat Israel juga sedang berkonsultasi dengan Amerika Serikat untuk merencanakan respons militer, yang dapat mempercepat risiko perang regional di Timur Tengah.
Para analis memperkirakan bahwa Israel juga bisa menargetkan fasilitas program nuklir Iran, meskipun langkah ini kemungkinan besar akan dihindari oleh AS karena dapat memperburuk eskalasi konflik.
Akan ada konsekuensi serius untuk serangan ini, dan kami akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan hal itu terjadi,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dilansir The Guardian.
Pada Selasa malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanan untuk membahas tanggapan militer terhadap serangan Iran.
Para pejabat Israel dilaporkan sepakat pada prinsipnya untuk melancarkan serangan balasan, namun memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan pejabat AS terkait dukungan pertahanan dari Komando Pusat AS, serta pasokan amunisi dan dukungan operasional lainnya.”Iran membuat kesalahan besar malam ini – dan mereka akan membayar untuk itu. Rezim di Iran tidak mengerti tekad kami untuk mempertahankan diri dan membalas musuh-musuh kami… Mereka akan mengerti,” tegas Netanyahu.
Beberapa anggota parlemen AS juga mendukung serangan terhadap kilang minyak Iran. Senator Lindsey Graham dari South Carolina mengatakan, dia akan “mendesak pemerintahan Biden untuk mengoordinasikan respons yang luar biasa dengan Israel, dimulai dengan kemampuan Iran untuk memurnikan minyak.”
Editor : Mercurius