BOMINDONESIA.COM, GAZA — Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel di Gaza selatan pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Awalnya, pasukan Israel tidak menyadari bahwa mereka telah membunuh musuh utamanya, menurut pejabat Israel. Setelah beberapa bulan pencarian oleh badan intelijen Israel, militer pada Kamis mengonfirmasi kematian Sinwar melalui catatan gigi, sidik jari, dan tes DNA.
Hamas belum memberikan pernyataan resmi, tetapi beberapa sumber di dalam kelompok tersebut menyatakan bahwa bukti yang ada mengarah pada pembunuhan Sinwar oleh pasukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel menjelaskan bahwa operasi yang diluncurkan selama setahun terakhir, terutama di area di mana Sinwar terbunuh, telah mempersempit ruang geraknya.
Meski demikian, operasi yang berujung pada kematian Sinwar bukanlah serangan yang direncanakan, melainkan hasil dari pertemuan tidak terduga antara Sinwar dan pasukan infanteri Israel yang sedang menyisir area Tal El Sultan di Gaza Selatan.
Setelah baku tembak, Sinwar melarikan diri ke bangunan yang hancur. Rekaman dari drone militer menunjukkan bahwa Sinwar terluka parah dan berusaha melemparkan tongkat ke arah drone sebelum akhirnya dilumpuhkan.
Selama beberapa bulan terakhir, Sinwar berhenti menggunakan telepon dan alat komunikasi untuk menghindari pelacakan intelijen Israel. Dia diyakini bersembunyi di jaringan terowongan Hamas, tetapi penemuan terowongan oleh pasukan Israel semakin mempersempit ruang geraknya.
Meski Israel telah lama khawatir bahwa Sinwar menggunakan sandera sebagai perisai manusia, tidak ada sandera yang ditemukan bersamanya saat dia tewas, dan bukti menunjukkan bahwa ia tidak pernah menggunakan taktik ini seperti yang sering dituduhkan.
Editor : Mercurius