BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Tren impor gandum di Indonesia terus menunjukkan peningkatan signifikan seiring tingginya kebutuhan untuk bahan baku produk olahan makanan berbasis tepung terigu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia mencapai 9,45 juta ton pada Januari–September 2024. Angka ini tumbuh 19,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Volume tersebut bahkan mendekati realisasi impor gandum sepanjang 2023, yang tercatat sebesar 10,87 juta ton. Australia masih menjadi pemasok gandum terbesar bagi Indonesia dengan total 2,15 juta ton hingga September 2024. Diikuti oleh Kanada (2,02 juta ton), Argentina (1,80 juta ton), Ukraina (1,66 juta ton), dan Rusia (956.010 ton).
Indonesia mengimpor empat jenis utama gandum, yakni gandum durum (HS 10011900), biji gandum tanpa kulit (HS 10019912), gandum selain durum dan biji tanpa kulit (HS 10019919), serta meslin (HS 10019999).
Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang menyebut bahwa tingginya impor gandum sejalan dengan peningkatan kebutuhan tepung terigu nasional, terutama menjelang akhir tahun.
Industri tepung terigu tengah bersiap menyambut permintaan tinggi pada momentum musiman, termasuk Ramadan 2025 yang sudah mulai direncanakan sejak akhir 2024. “Realisasi impor gandum ini masih wajar karena permintaan tepung terigu nasional meningkat sekitar 10% dibandingkan tahun lalu,” ujar Franciscus.