BOMINDONESIA.COM, SOLSEL –Kamis, 21 November dan Jumat, 22 November 2024. AKP Ulil Ryanto Anshari diduga hanya sedang menjalankan tugasnya sebagai Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Sumatera Barat, ia memiliki kewajiban memberantas dan menghukum tindakan kriminal yang terjadi di wilayahnya.
Malam itu, ia menangkap C. C merupakan tersangka galian tambang. Usai menangkap C, Ulil pun membawa sang tersangka ke kantor polisi. Namun, di jalan, teleponnya berdering. Sesama polisi menelponnya: Kabag Ops Polres Solo Selatan AKP Dadang Iskandar. Ulil heran.
Untuk apa Dadang menelpon? Di tengah penangkapan pula. Ulil pun menjawab telepon itu dan ia terkejut atas apa yang sang Kabag katakan. Ia rupanya menegur dan mengomeli Ulil. Penyebabnya? Menangkap C.
Ulil pun menyanggah teguran Dadang yang menurutnya tidak jelas. Tidak terima Dadang menegurnya karena menangkap penambang ilegal. Telepon akhirnya berakhir dengan panas. Dadang dan C tiba di kantor polisi. C pun digiring ruang Reskrim Polres Solok Selatan. Namun, di tengah pemeriksaan, baik C maupun polisi-polisi yang memeriksanya kaget.
Suara tembakan menggema di seantero kantor. Sontak para polisi di dalamnya siaga mempersiapkan diri akan serangan juga mencari sumber suara. Mereka berlari ke ruangan Kasat Reskrim. Benar saja, di dalam, Ulil sudah tersungkur berdarah-darah tidak bergerak.
Pipi dan pelipis kanannya berdarah-darah, menunjukkan tembakan jarak dekat ke kepala. Sementara itu, polisi melihat sebuah mobil melesat pergi meninggalkan halaman Polres: mobil milik AKP Dadang.
Saksi-saksi kasus ini adalah Aipda Tomi Yudha T dan Briptu Satryadi. Ulil pun dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar. Namun, ia akhirnya resmi diumumkan telah meninggal dunia pada pukul 08.40 WIB karena lukanya terlalu serius untuk diselamatkan.
Dadang pun menyerahkan diri & diperiksa Propam Sumatera Barat. Namun, di tengah pemeriksaannya, ada kontroversi lain: Dadang tampak begitu santai saat diinterogasi, bahkan sambil merokok. Ia seperti tak ada tekanan.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni angkat bicara. Ia menuding Propam telah memberikan perlakuan khusus pada Kabag yang merupakan tersangka pembunuhan tersebut”Anggota propam wajib dievaluasi ,terjadi dugaan pembunuhan ,tetapi terduga pelaku malah diperlakukan seperti tidak apa apa ,seharusnya langsung diborgol ” tulis Ahmad Sahroni melalui akun Instagram nya @ahmadsahroni88.
Sahroni juga menyertakan video viral terkait tudingan perlakuan khusus itu. Video itu sendiri tersebar di media sosial, AKP Dadang Iskandar tengah bersantai sambil merokok dan tidak diborgol ketika menjelaskan permasalahan yang terjadi di ruangan Propam Polda Sumbar.
Namun, pada postingan berikutnya, pria berjuluk crazy rich Tanjung Priok itu memposting berita satu media nasional berjudul , “AKP Dadang tak Diborgol karena Gangguan Mental ”
Pada caption nya Sahroni menulis Ini berita beneran apa bohongan seraya mention media tersebut. Waduh gangguan mental jadi Kabag Ops Polres seraya me mention @divisihumaspolri
Viral dengan cepat, Bareskrim dan Kompolnas pun menyatakan akan memberikan atensi penuh untuk skandal baru kepolisian ini, termasuk mencari tahu motif sebenarnya Dadang berani menembak Ulil di Polres dari jarak dekat. Ketua Komisi III DPR Habiburokhman akhirnya ikut berkomentar.
Ia menduga Dadang merupakan beking dari tambang ilegal, yang pelakunya ditangkap Ulil. Ia juga sebut ini pembunuhan berencana karena pistol pembunuhan sudah Dadang siapkan. Komisi III DPR akan langsung menghampiri Solok Selatan untuk memeriksa situasi di sana.
Penulis : Mercurius
Editor : Mercurius
Sumber Berita : Berbagai Sumber