BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri 2025 menjadi momen meningkatnya kebutuhan dana masyarakat. Berdampak pada lonjakan permintaan jasa gadai, sehingga tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gadai diprediksi melonjak.
Menanggapi hal ini, PT Pegadaian (Persero) mengatakan secara keseluruhan produk, NPL Pegadaian terpengaruh oleh lonjakan permintaan jasa gadai jelang Lebaran, terutama pada produk Non Gadai yang mengalami tren kenaikan, sedangkan untuk NPL produk Gadai akan dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat serta dipengaruhi dari fluktuasi harga emas.
Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan menerangkan bahwa kondisi NPL perusahaan sampai dengan Februari 2025 mencapai sebesar 0,80%. Angka ini masih terkendali dan masih dibawah target NPL Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang sebesar 1,08%
“Sedangkan untuk rasio NPL PT Pegadaian di bulan Februari 2025 adalah 0,80%, di mana rasio tersebut jauh membaik dari bulan Februari 2024 yang sebesar 1,23%,” kata Damar.
Damar menuturkan, PT Pegadaian telah melakukan pengendalian kualitas kredit selama ini, dengan menerapkan Credit Risk Management Framework, yang membagi pengendalian menjadi tiga tahapan mulai dari Front End (Penyaluran Kredit), Middle End (Pasca Pencairan Kredit) dan Back End (Recovery Kredit).
“Sehingga dengan cara itu dapat dilakukan pemantauan atas aktivitas per masing-masing tahapan,” imbuhnya.
upaya-upaya pengendalian kualitas kredit agar tetap sehat di tahun 2025, Damar memastikan, dengan memperkuat internal kontrol, meningkatkan kompetensi dari para Pejabat Kredit Lini melalui pelatihan-pelatihan dan sertifikasi, mengoptimalkan fungsi leadership dari setiap unit kerja mulai dari outlet terkecil sampai ke kantor pusat.