BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat kolaborasi dalam mendorong kemandirian ekonomi petani sawit.
Penandatanganan dilakukan Ketua Umum Gapki Eddy Martono, dan Ketua Umum SPKS, Sabarudin, di Kantor Pusat Gapki, Jakarta. Sabarudin menegaskan sekitar 40% dari total 16 juta hektare lahan sawit di Indonesia dikelola oleh petani, menunjukkan kontribusi signifikan kelompok ini terhadap industri.
SPKS, yang memiliki lebih dari 76.000 anggota di 22 kabupaten pada 11 provinsi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, selama ini aktif memberikan pelatihan praktik pertanian berkelanjutan, memperkuat koperasi petani, serta memfasilitasi kemitraan antara petani dan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Komitmen SPKS terhadap sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Ia juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi petani, seperti ketergantungan pada tengkulak akibat lemahnya akses pasar langsung.
Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, menyambut baik kesepakatan ini sebagai bagian dari komitmen industri dalam membangun sistem sawit nasional yang berkelanjutan. ‘Keberhasilan industri tidak bisa dilepaskan dari peran petani swadaya sebagai bagian integral dari rantai pasok,’ imbuhnya.