Diduga Terkait Larangan Truk Hauling Melintas di Desa Itu
BOMINDONESIA.COM, PASER — Dua warga Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser menjadi korban penyerangan orang tidak dikenal (OTK) pada Jumat dini hari (15/11/2024).
Informasi terhimpun kedua warga tersebut adalah Anson dan Rusel. Dari video yang beredar, kedua pria ini mendapatkan luka di bagian leher. Kedua korban penyerangan adalan Anson, pengulu adat Desa Muara Langon dan Rusel, tokoh warga Muara Langon. Akibat penyerangan ini, Rusel meninggal dunia, sementara Anson tengah mendapat perawatan di RS Panglima Sebaya.”Benar (ada korban jiwa). “Sementara masih proses lidik (penyelidikan, red),” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Paser, Iptu Helmi S. Saputro, Jumat (15/11/2024) seperti dilansir IDN Times Kaltim.
Salah seorang saksi di sekitar tempat kejadian itu bernama Linus menjelaskan, insiden penyerangan dilakukan di posko yang didirikan warga di RT 06, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser. “Saya saat itu sudah di rumah, sekitar jam 3 pagi saya baru pulang dari posko,” katanya.
Tiba-tiba, sekitar pukul 05.00 WITA, Linus mendapat telepon dari warga bahwa ada penyerangan. Saya langsung bergegas ke posko, sampai di sana saya melihat Pak Anson tergeletak di teras sedangkan Pak Rusel di dalam rumah,” katanya.
Linus menjelaskan, saat kejadian, seluruh warga yang berjaga di posko tengah tertidur lelap. Tidak ada satu pun warga yang menyaksikan penyerangan ini. “Warga tidak ada yang melihat pelakunya. Mereka terbangun karena ada teriakan minta tolong dari Pak Anson,” kata Linus.
Awalnya, warga menduga luka di leher yang didapatkan dua korban ini karena penembakan. Namun setelah diamati, kemungkinan karena benda tajam. “Sekilas memang seperti luka karena benda tajam. Tapi kedua korban sudah divisum, hasilnya kami belum tahu,” kata dia.
Linus mengungkapkan bahwa insiden ini bisa jadi berhubungan dengan ketegangan yang terjadi beberapa waktu lalu. Warga Muara Langon sebelumnya telah melarang truk-truk hauling batu bara melintas di wilayah mereka sejak akhir Oktober 2024.”Setelah pelarangan itu, kami sering mendapat ancaman teror. Bahkan ada ormas yang mengancam menggelar aksi tandingan,” ujar Linus.
Sebagai langkah antisipasi, warga sepakat mendirikan posko untuk berjaga-jaga. Tak hanya warga Muara Langon, warga dari Batu Sopang, Kuaro hingga Long Ikis juga ikut berjaga. Penyerangan ini, kata Linus, kian membuat warga Muara Langon tak tenang.
Untuk itu, dia berharap aparat bisa segera menangkap pelaku penyerangan terhadap warga.”Kami berharap segera ditangkap. Sebab warga sekarang tidak tenang setelah ada penyerangan,” kata dia.
Linus menduga, serangan terhadap warga Muara Langon ini ada kaitannya dengan pelarangan truk hauling batu bara melintas. Sebelumnya, warga Muara Langon sudah sering mengalami kecelakaan yang melibatkan truk hauling, dan kecelakaan terbaru menewaskan seorang pendeta pada 26 Oktober 2024.”Truk hauling ini sangat membahayakan keselamatan kami. “Sudah banyak korban jatuh, dan kami tidak ingin terus-menerus menjadi korban,” tegas Linus.
Konflik warga dengan perusahaan tambang ini, kata Linus juga sudah sampai ke kuping Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik. Setelah kecelakaan, perwakilan Pemprov Kaltim bahkan sudah mengunjungi Desa Muara Langon.”Kami sampaikan kepada perwakilan Pemprov Kaltim bahwa warga menolak aktivitas hauling,” jelas dia.
Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Polres Paser juga membenarkan adanya peristiwa yang menyebabkan hilangnya nyawa salah seorang warga itu.”Kalau ada titik terang, nanti kita infokan,” ujar Iptu Helmi S. Saputro.
Editor : Mercurius
Sumber Berita : IDN Times Kaltim