BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Perayaan Hari Raya Idul Fitri tinggal mengihitung hari. Namun disayangkan, Banjarmasin hingga sekarang ini belum bersih, sampah meluber dimana-mana.
Hampir semua titik di kecamatan Banjarmasin, sampah seperti tak terurus, parahnya hampir menguasai badan jalan, seperti Jalan HKSN, Veteran, Cemara dan jalan lainnya.
Pengamat Lingkungan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Khuzaimi merasa miris dengan fenomena yang terjadi di kota yang berusia hampir 500 tahun itu. Menurutnya, hanya ada dua opsi untuk waktu yang cepat agar Banjarmasin bisa keluar dari darurat sampah.
“Kita berharap di Hari Raya Idul Fitri nanti tidak ada lagi pemandangan gunungan sampah ini, apalagi sampai menutup separo lebih akses lalu lintas, jadi hanya ada dua pilihan, dibuka kembali TPA Basirih, atau buang semua sampah ke Banjarbakula,” kata Khuzaimi kepada awak media ini.
Bukan tanpa alasan, opsi tersebut kata Khuzaimi lebih realistis, ketimbang harus memilih opsi lainnya yang memerlukan waktu lama, ia pun menilai sah sah saja kalau Pemko Banjarmasin melakukan lobi lobi intensif kepada pihak pengelola Banjarbakula.
“Banjarbakula sebenarnya juga harusnya tidak membatasi jumlah sampah, karena Banjarmasin ini tidak terlepas dari wilayah Kalimantan Selatan, kalau image nya Banjarmasin sampah dimana-mana terjadi tumpukan, maka Kalsel juga akan terkena dampaknya” ujarnya.
Selain itu, opsi TPA Basirih dibuka lagi memang tidak semudah membalik telapak tangan, karena butuh persetujuan Kementrian, sementara saat ini pihak Kementrian masih enggan memberikan peluang itu baru tahap melakukan evaluasi terhadap penutupan TPA tersebut.
Pria yang menjabat sebagai Ketua Gatensi Kalsel ini pun berharap Pemko bisa untuk melibatkan para pelajar dalam pengelolaan sampah, karena sebagai edukasi agar menghindarkan generasi emas dari kebiasaan hidup berdampingan damai dengan sampah, dan harus terusik jiwanya menyaksikan sampah dimana-mana, ini penting bagian dari edukasi bagi generasi emas dan pelajar.
“Ini bahaya jika terus menerus terjadi seakan hidup berdampingan dengan sampah bagian dari tatacara berkehidupan yang normal, dikhawatirkan khususnya generasi emas para pelajar akan terbiasa dengan pemandangan tumpukan sampah, ini menjadi preseden buruk bagi Kota Banjarmasin,” terangnya.
“Tapi jangan lupa untuk menambahkan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pelajar ini dalam melibatkan mereka saat melakukan pengelolaan sampah,” tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, HM Yamin HR menegaskan Pemko Banjarmasin tidak tutup mata atau lepas tangan atas fenomena darurat sampah, berbagai upaya ujarnya dilakukan demi menanggulangi problem tersebut.
“Kami terus berusaha, dengan memungsikan TPS3R, TPST dan PDU juga, harapan kami dengan adanya TPS3R, TPST, dan PDU ini adalah salah satu bentuk pengurangan, memang kita sadari dengan adanya ini tidak serta merta menyelesaikan masalah,” ucap Yamin.
“Karena harus ada sistem pengolahan yang harus pengolahan itu seperti apa, kami berharap adanya investor atau perusahaan besar yang ingin berinvestasi untuk mengelola sampah ini silahkan, kami welcome, silahkan kerjasamanya seperti apa, kalau memang mau menyelesaikan masalah sampah ini,” tambahnya.
Selain itu kata Yamin, pihaknya juga mengupayakan penambahan TPS3R, sebab saat ini Banjarmasin baru memiliki 16 unit, bahkan Pemko Banjarmasin sambungnya masih mencari para pengusaha yang memiliki gudang besar untuk disewa dan dijadikan sebagai TPS3R.
“Itu (gudang) bisa dipinjamkan atau disewakan kepada kami untuk dijadikan TPS3R, kita sediakan alat pencacah, alat press dan alat lainnya agar disana diolah sampah ini,” terangnya.
“Jadi kita olah sampah ini secara massal di masing-masing TPS3R dan hanya menyediakan residu yang hanya berkisar antara 10 sampai 20 persennya saja lagi, ini yang akan kita buang ke Banjarbakula, dan sisanya yang lain akan kita jadikan peluang, bisa jadi uang, bisa jadi cuan, itu harapan kita,” pungkas Yamin.
Editor : Hamdani