BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyebut pemotongan anggaran menjadi Rp 10.000 per porsi tentu akan sangat berdampak pada kualitas makanan dan pilihan menu yang disajikan. Permasalahan lain adalah kesesuaian menu dengan selera anak-anak. “Khawatirnya jika banyak anak-anak yang menyisakan makanannya, sehingga hal ini menambah masalah baru yakni food waste yang bertambah,” ucap Faisal.
Pemerintah memutuskan memangkas anggaran untuk program makan bergizi gratis anak dan ibu hamil dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per orang. Hal itu menimbulkan sejumlah dampak mulai dari ketidaksesuaian menu hingga masalah gizi.
Ia mengatakan dengan anggaran yang sebelumnya (Rp 15.000 per porsi) merchant kesulitan untuk dapat menyesuaikan dengan menu yang disukai anak-anak, apalagi jika dilakukan pemotongan anggaran.
Selain itu, banyak merchant di daerah yang tidak terlalu memperhitungkan harga tenaga kerja, sehingga dengan semakin minimnya budget maka akan ada trade-off. Hal itu antara semakin minimnya margin yang diterima oleh merchant jika tetap mempertahankan kualitas, atau merchant akan tetap mendapatkan keuntungan sewajarnya namun dengan kualitas gizi menu makanan yang akan turun.