BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Sekelumit persoalan masih terus melanda raksasa otomotif Jerman, Volkswagen. Setelah berencana menutup sejumlah pabrik dan merumahkan ribuan karyawan, kali ini jajaran direksi perusahaan yang dikenal dengan nama VW itu mendapatkan bola panas dari para pekerjanya.
Mengutip AFP, CEO VW Oliver Blume akan mengadakan pembicaraan dengan Kepala Dewan Pekerja Daniela Cavallo, Rabu (25/9/2024), di Hannover. Mereka akan membahas pemotongan biaya yang drastis diperlukan untuk menjaga agar produsen mobil tersebut tetap kompetitif.
Blume disebutkan ingin menyegel “paket” langkah-langkah tahun ini untuk menopang VW yang telah berjuang dalam permintaan yang lemah dan transisi yang sulit ke kendaraan listrik. Di sisi lain, Cavallo telah menjanjikan “perlawanan keras” terhadap rencana tersebut.”Pekerjaan saya bukanlah memahami teknologi hingga detail terakhir, tetapi mengadvokasi kepentingan masyarakat,” kata Cavallo kepada surat kabar Die Zeit.
Sebelumnya, rencana penutupan pabrik ini disebut-sebut akan melibatkan sejumlah pusat produksi di Jerman. Penutupan ini juga merupakan sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 87 tahun sejarah VW.
Blume sendiri dipandang sebagai angin segar dalam pembaruan sejarah VW. Ia menduduki posisi CEO sejak 2022 menggantikan tokoh kontroversial, Herbert Diess.
Dalam waktu singkatnya sebagai CEO, Blume telah berupaya menyembuhkan ‘penyakit’ VW dalam persaingan di pasar global. Sejumlah manuver yang dilakukan Blume termasuk investasi VW di produsen China XPeng dan perusahaan Amerika Serikat Rivian untuk menggarap teknologi otomotif, meskipun proyek-proyek baru itu akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil.
Di sisi lain, Cavallo merupakan wanita pertama yang memimpin Dewan Pekerja VW. Ia memulai magang di produsen mobil itu setelah lulus SMA. Pada tahun 2002, sempat ia terpilih untuk mewakili pekerja di anak perusahaan VW, Auto 5000.
Pakar pasar mobil, Stefan Bratzel, mengatakan bahwa Cavallo dan Blume merupakan tokoh yang sangat cocok. Ia meramalkan akan ada solusi atas persoalan ini dari diskusi keduanya.”Cavallo sangat jelas tentang apa yang ia inginkan bagi karyawannya. Manajemen tidak boleh meremehkan Cavallo. Ia juga lebih cocok dengan Blume daripada dengan Diess,” tuturnya.
Editor : Mercurius