Sritex, Krisis Tekstil, dan Kenangan Terindah yang Pahit

- Redaksi

Minggu, 2 Maret 2025 - 23:22 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mercurius (Mercy)

Mercurius (Mercy)

Oleh: Mercurius

Perpisahan emosional bos Sritex dengan ribuan karyawannya bukan sekadar momen haru, tapi juga potret buram krisis industri tekstil nasional. Di tengah suasana penuh duka, nyanyian Kenangan Terindah dari Samson menggema, seolah menjadi pengingat bahwa kejayaan yang pernah ada kini perlahan memudar.

Dengan utang mencapai US$1,6 miliar dan gelombang PHK massal, Sritex hanyalah satu dari sekian banyak perusahaan yang terhimpit tekanan ekonomi dan serbuan produk impor murah. Industri tekstil, yang dulu menjadi kebanggaan nasional, kini di ambang keterpurukan. Jika pemerintah tidak segera bertindak dengan kebijakan protektif dan insentif bagi industri lokal, perpisahan ini bisa menjadi awal dari kejatuhan lebih besar.

Baca Juga :  Yura Yunita Ramaikan Generasi Happy dari Tri, Ajak Ribuan Gen Z di Banjarmasin dan Banjarbaru Gali Potensi di Dunia Digital

Di tengah situasi ini, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menyatakan siap “pasang badan” untuk melindungi hak-hak pekerja Sritex. Janji untuk memastikan pembayaran pesangon dan mencarikan pekerjaan baru bagi ribuan karyawan terdampak terdengar meyakinkan. Namun, pertanyaannya: apakah ini akan benar-benar terealisasi atau sekadar retorika?

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ribuan pekerja kini berada dalam ketidakpastian. Jika pemerintah serius, maka perlu ada langkah nyata—bukan hanya janji, tapi eksekusi. Pesangon harus diawasi agar benar-benar dibayarkan, sementara program pelatihan ulang (reskilling) dan penyerapan tenaga kerja harus segera dilakukan. Tanpa itu, pernyataan “pasang badan” hanya akan menjadi jargon politik tanpa makna bagi mereka yang kehilangan pekerjaan.

Baca Juga :  OTT Orang Kepercayaan Paman Birin, Sejumlah Orang Dibawa KPK ke Jakarta

Lagu itu bukan sekadar nostalgia, tapi juga ironi—kenangan indah yang kini berubah pahit. Jangan biarkan ribuan pekerja hanya bernyanyi untuk perpisahan. Sudah saatnya harapan baru diciptakan, sebelum yang tersisa hanyalah kenangan industri yang semakin hilang dari tanah sendiri. (BOMINDONESIA.COM)

Berita Terkait

Stadion Maguwoharjo Memerah: Laga PSS Sleman vs Persija Jakarta Diwarnai Aksi Flare Massal
Fabel: Tikus di Menara, Elang di Langit
Wali Kota Ingin Taman Satwa Diperbaiki dan Memberikan Manfaat
Heboh! Muncul Penobatan ‘Raja Banjar’ Saingan Sultan Banjar Khairul Saleh
Perkuat Edukasi Remaja Genre Untuk Keluarga Berencana
Rock Klasik tak Sesempit “Highway Star” dan “Jump”
Ganti Pola Kerja Untuk Menarik Investor ke Banjarmasin
Ananda Dipilih Sebagai Ketua GOW Kota Banjarmasin

Berita Terkait

Minggu, 18 Mei 2025 - 01:31 WITA

Stadion Maguwoharjo Memerah: Laga PSS Sleman vs Persija Jakarta Diwarnai Aksi Flare Massal

Rabu, 14 Mei 2025 - 23:48 WITA

Fabel: Tikus di Menara, Elang di Langit

Rabu, 14 Mei 2025 - 11:36 WITA

Wali Kota Ingin Taman Satwa Diperbaiki dan Memberikan Manfaat

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:43 WITA

Heboh! Muncul Penobatan ‘Raja Banjar’ Saingan Sultan Banjar Khairul Saleh

Senin, 12 Mei 2025 - 16:11 WITA

Perkuat Edukasi Remaja Genre Untuk Keluarga Berencana

Berita Terbaru

Suasana Bundaran Palangkaraya saat senja (Foto Mercy)

Artikel

Bundaran Besar Palangka Raya, Simbol Kota yang Selalu Hidup

Sabtu, 17 Mei 2025 - 22:22 WITA