BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan fokus pada lima hingga enam komoditas dari 28 komoditas hilirisasi untuk ditawarkan kepada investor.
Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan, nantinya lima hingga enam komoditas yang dipilih adalah komoditas hilirisasi yang paling berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Adapun 28 komoditas hilirisasi yang akan digali pemerintah antara lain batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi stacy, emas perak, timbal aspal, pasir, mangan, kobalt, logam tanah jarang.
Kemudian, minyak bumi, gas alam, minyak kelapa sawit, kelapa, karet, biofuel, gaku gelondongan, getah pinus, udang, ikan, kepiting, rumput laut, garam, pala, coklat, dan ikan nila.
Nah dari 28 komoditas hilirisasi tersebut, pemerintah akan memfokuskan terlebih dahulu pada komoditas mineral dan batubara, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan lainnya. “Kita akan pilih lima atau enam yang punya potensi, dan juga, sekaligus, itu akan berdampak besar bagi ekonomi kita dan bagi rakyat kita,” tutur Rosan dalam agenda Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Senin (9/12/2024).
Rosan menyebut, Indonesia memiliki target pertumbuhan yang ambisius yakni 8% dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satunya harus didorong melalui investasi.
Adapun investasi yang ingin didorong pemerintah yaitu komoditas hilirisasi. Sebab dengan hilirisasi maka akan menciptakan nilai tambah, dan pada muaranya akan menciptakan industrialisasi dalam negeri.
Dengan target lima hingga enam komoditas yang akan difokuskan saat ini, Rosan menyebut Indonesia sangat terbuka kepada para investor asing apabila tertarik dan ingin melihat lebih jauh potensi dari komoditas yang ditawarkan.
“Kita melakukan pemetaan negara mana saja, dan juga perusahaan mana saja yang sudah punya teknologi untuk melakukan ini. Kami sangat terbuka untuk berdiskusi secara produktif dengan Uni Eropa, bagaimana kita dapat maju dan bekerja sama di komunitas hilir kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rosan juga mencontohkan, saat ini Indonesia sudah melakukan hilirisasi pada komoditas nikel. Namun tahapan hirilisasinya masih dalam tahap awal. Ia menyebut, Indonesia menginginkan lebih banyak lagi ekosistem baterai Electric Vehicle (EV). “Saat ini, sebagian besar investasi baterai EV berasal dari Korea, dari Tiongkok. Kami juga berdiskusi dengan mitra AS,” jelasnya.
Disamping itu, Rosan juga turut mengajak European Business Chambers of Commerce (EuroCham) untuk berinvestasi di sektor hilirisasi Indonesia. “Sekali lagi, kami sangat terbuka untuk berdiskusi secara produktif dengan EuroChamp, bagaimana kita dapat maju dan bekerja sama di komunitas hilir kita. Saya sangat yakin EuroChamp akan memainkan peran penting bagi kami di masa mendatang,”imbuhnya.