BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN— Dini hari jelang waktu Subuh, Selasa (10/12/2024), Bendahara Ikatan Persaudaraan Barakatul ‘Ilmi (IPBI) Kalimantan Selatan (Kalsel), Ustadz Muhammad Mursyid bergegas menuju Musholla Ar Raudah yang berlokasi di Gang Karya 7 Kota Banjarmasin.
Cuaca dingin dan gerimis, tidak menyurutkan semangatnya untuk berdakwah serta melaksanakan tugasnya mengajar Kitab-Kitab klasik Ahlul Sunnah Wal Jamaah di kawasan perkampungan.
Tidak kalah semangat puluhan warga yang tinggal di sekitar Gang Karya pun berbondong-bondong untuk melaksanakan sholat Subuh berjamaah sekaligus mengikuti kajian ba’da subuh dari Ustadz M Mursyid.”Apabila kita berkeyakinan usaha atas sesuatu, maka pastikan itu karena nikmat dan anugerah pertolongan Allah bukan karena usaha kita” jelas Ustadz Mursyid dalam tausyiahnya tentang pentingnya bertauhid.
Figur Ustadz Mursyid, adalah sosok seorang “Kiai kampung’ yang menghidupi pesantren, majelis pengajian dan terus berupaya mempertahankan madrasah warga tetap hidup dan mendapatkan berkah ilmu keagamaan.
Istilah “Kiai Kampung” dipopulerkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menunjukkan sikap dan semangat keikhlasan perjuangan gigihnya para pendakwah dikalangan “silent majority” yang berjuang di jalan kebenaran dan menuntut umat agar selalu terjalin komunikasi secara rohaniyah dengan Allah SWT.
Rusdiana, salah seorang warga yang telah mengikuti majelis di Musholla Ar Raudah sejak tahun 2000 mengakui dirinya sangat terbantu pemahaman agamanya selama mengikuti kegiatan majelis di kampungnya.
Salah satu yang berkesan baginya selain majelis Subuh setiap Selasa sampai Sabtu, juga majelis Rabu Magrib digelar Dzikir 7 Laksa. Secara bergantian warga mendapat 700 batu, dimana setiap batunya menandai 100 kali dzikir lafadz Tauhid. “Kami menyimpan batu tersebut dengan harapan jika meninggal kelak, batu dzikir tersebut menjadi saksi kami di akhirat kelak” jelas Rusdiana.
Peran pendakwah “Kiai Kampung” ini sangat besar dalam membentuk karakter dan perdamaian dikalangan masyarakat. Oleh karena itu Ikatan Persaudaraan Barakatul Ilmi (IPBI) Kalsel dibentuk sebagai upaya memuliakan para kiai kampung di manapun mereka bertugas dengan harapan eksistensi dan komitmen pendakwah terjaga ditengah berbagai macam cobaan dan tantangan khususnya biaya operasional dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Dalam perannya, IPBI berupaya menjadi jembatan komunikasi para pendakwah tradisional dengan berbagai pihak yang berkenan mendukung baik berupa bantuan kendaraan dakwah, bantuan literasi dan kitab, penyelenggaraan kegiatan pada hari besar Islam, pelatihan dan peningkatan kompetensi pendakwah hingga kebutuhan sembako bagi keluarganya.
Penulis : Mercurius
Editor : Mercurius
Sumber Berita : Release