Amukan Api Hanguskan Rumah Pengrajin Tanggui di Bantaran Sungai Kuin

BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN –Sore itu langit masih cerah ketika asap pekat tiba-tiba membubung dari salah satu rumah kayu di bantaran Sungai Kuin Selatan. Suara teriakan warga menggema usai waktu salat Ashar, memanggil relawan pemadam kebakaran untuk datang secepat mungkin.
Sebuah rumah sederhana yang selama ini menjadi tempat tinggal sekaligus tempat menggantungkan harapan bagi seorang pengrajin tanggui, Hamidah (40), dilalap api. Rumah itu disewa Hamidah bersama suaminya, Budiman, dan dua anak mereka.
Saat musibah terjadi, Hamidah sedang bekerja menganyam tanggui di rumah sepupunya yang berada di seberang rumah. Api muncul begitu cepat, dan nyaris merenggut nyawa kedua anaknya, M Yahya (20) dan Syukurilah (11), yang sedang tidur. Beruntung warga sigap membangunkan dan mengevakuasi mereka.
“Alhamdulillah anak-anak saya diselamatkan warga sekitar. Saya sendiri tidak ada di rumah, karena dari siang memang menganyam di seberang,” ucap Hamidah dengan suara bergetar.
Diduga, api berasal dari dalam kamar. Hamidah meyakini tak ada aktivitas memasak saat itu, dan sebelumnya sempat terjadi korsleting listrik. Rumah yang baru tiga bulan mereka sewa itu ludes terbakar, berikut seluruh isi di dalamnya.
“Sewa rumah ini hanya Rp200 ribu per bulan, milik keluarga juga. Tapi sekarang semuanya sudah habis,” katanya, tatapannya kosong ke arah puing-puing yang menghitam.
Kebakaran ini langsung memobilisasi belasan unit relawan pemadam kebakaran. Titik api yang tidak jauh dari Jembatan Kuin itu berhasil dipadamkan sebelum merembet ke bangunan lain. Sebelah kanan rumah Hamidah memang berbatasan langsung dengan sungai, sementara sisi kiri hanya ada tumpukan kayu bekas.
Budiman, sang suami yang bekerja sebagai tukang bangunan, belum tiba di rumah saat kejadian. Sementara itu, anggota Polsek Banjarmasin Barat sudah melakukan pendataan dan memeriksa lokasi pasca kebakaran.Meski kehilangan tempat tinggal, Hamidah bersyukur nyawa keluarganya selamat. Namun jelas, hidup mereka kini harus dimulai kembali dari nol. Di atas puing-puing rumah kayu itu, semangat seorang ibu tetap menyala: demi anak-anak, demi hidup, dan demi anyaman tanggui yang tetap harus diteruskan.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now