Awas Buaya di Sepanjang Sungai Jafri Zam zam Banjarmasin

BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Era tahun-80 kawasan Sungai Jalan Jafri Zam-zam Kelurahan Belitung Selatan (dulu masuk Kelurahan Kuin Cerucuk) Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan cukup banyak tumbuh pohon rambai.
Jalan Jafri Zam zam terkenal dengan sebutan Komplek Wartawan dan merupakan yang pertama (keberadaan Komplek Wartawan), selebihnya ada di Sungai Lulut, Sungai Andai, Puntik/Mandastana.
Anak-anak era saya senang bermain dan berenang di sepanjang Sungai Jafri Zam-zam, maklum di kawasan sepanjang sungai rumah bersusun kiri dan kanan (seberang menyeberang) dengan penghuni beragam.

Kawasan itu memang angker, sebab ada beberapa pohon rambai angker dengan terkenal Sarang Buaya dan Tambun (hantu bekelambu), dan setiap tahun memang ada yang menjadi tumbal (meninggal dunia) mati lamas.
Saya dan anak-anak segenerasi (kini banyak yang sudah meninggal dunia), tak begitu peduli dengan Buaya. Alasannya, ketika itu ada musim-musim Buaya Timbul dan ada pula yang tidak ada kabar (tentang Buaya).
Nah, musim tidak ada buaya ini lah, anaka-anak ramai bercebur ke sungai, bahkan jika air surut, mereka berlomba-lomba mencari Gerimis (sejenis keong/kerang), dan udang sapit.
Bermodal tangguk (tanggui) maka dipastikan banyak mendapatkan udang, sebab udang menepi (hinggap) di tanah dan tunggul (balok) tiang rumah. Kondisi inilah, maka anak-anak langsung menangguk udang itu, dan hasilnya cukup memuaskan. “Udang Sapit’ pun dapat hingga ber-ember ember.
Kebiasan ini hampir dilakoni di era tahun 80-an di sekitaran sungai Jafri Zam zam.

Warga dan anak-anak yang bermukim di sana pada tahun 80-an pasti ingat hal ini, sebab hampir semua penduduk yang bermukim di pinggir sungai turun ke sungai untuk menangguk ‘Udang Sapit’ saat musim air pandit (surut).
Namun terjadi perubahan, ketika ada kebakaran besar yang menghanguskan rumah-rumah di pinggir sungai kawasan Jalan Jafri Zam zam.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial RI menggelontorkan dana untuk pembebasan rumah-rumah di tepi jalan pinggir sungai Jalan Jafri Zam zam.
Tetapi pada program berikutnya, pemerintah tidak memiliki dana lagi untuk pembebasan rumah lahan di kasawan Jalan Bandarmasih Komplek DPR hingga Jalan Tunas Baru Pasir Mas (tepat diseberang Jalan Jafri Zam-zam hingga saat ini terbiarkan.
Pohon-pohon rambai pun ditebang hingga sirna, padahal pohon rambai tempat anak-anak belajar terjun ke sungai (batatinggian baluncat batajun ke sungai).
Melihat kondisi saat ini, kehadiran Buaya di sepanjang Sungai Jafri Zam zam terlihat ‘sangar dan seram’, padahal jika berkaca pada era 80-an saat kami anak-anak (Sekolah Dasar), Crocodile (bahasa keren) sudah lama menyusuri Sungai Jafri Zam zam.

Namun seiring perkembangan zaman dan bertambahnya penduduk, buaya-buaya di Sungai Jafri Zam zam hilang entah kemana, maklum sungai itu menghubungkan ke muara Sungai Barito.
Habitat buaya yang menghilang menimbulkan suasana yang tidak nyaman bagi buaya-buaya untuk tumbuh dan berkembang di sungai. Pada akhirnya buaya ‘sasat’ dan masuk ke dalam kondisi yang tidak biasanya.
Semoga buaya yang muncul di sungai Jafri Zam zam dapat ditangkap dan warga sekitar yang sering ke sungai, dapat berhati-hati serta memperhatikan himbauan dari pemerintah yang sudah dipasang di sekitar Sungai Jafri Zam-zam, Kota Banjarmasin.
(Afdiannoor Rahmanata)
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now