BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Penyaluran kredit ke sektor UMKM tak hanya dibayangi oleh pertumbuhan yang kian lambat. Pertumbuhan mini tersebut pun juga diikuti dengan penurunan kualitas kredit ke sektor UMKM yang tercermin dalam rasio Non Perfoming Loan (NPL).
Seperti diketahui, data uang beredar Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit UMKM di Februari 2025 hanya tercatat 2,1% secara tahunan alias year on year (YoY) atau senilai Rp 1.393,4 triliun. Sebagai perbandingan, pada bulan sebelumnya, penyaluran kredit UMKM bisa tumbuh 2,5% YoY.
Sementara itu, BI mencatat NPL kredit UMKM pada Januari 2025 tercatat di level 4,03%, naik dari bulan sebelumnya yang ada di level 3,76%.
Adapun, rasio NPL di awal tahun 2025 ini menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2024 yang kala itu bisa menyentuh 4,05%. Jika dirinci lebih lanjut, NPL tertinggi terjadi pada kredit usaha ke sektor menengah yang mencapai 5,11% per Januari 2025. Angka tersebut juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi Desember 2024 yang berada di level 4,77%.
Selanjutnya, NPL untuk kredit usaha kecil menjadi yang terbesar setelah kredit usaha menengah. Di periode yang sama, rasio NPL untuk kredit usaha kecil berada di level 4,28% atau naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 4,01%.
Terakhir, NPL untuk kredit ke usaha mikro menjadi yang lebih baik di antara segmen usaha lainnya yang ada di level 3,29% per Januari 2025. Hanya saja, kenaikan dari bulan sebelumnya juga terjadi untuk segmen usaha mikro. Pada Desember 2024, NPL untuk kredit ke usaha mikro ada di level 3,04%.