BOMINDONESIA.COM, BANJAR – Dalam rangka menjalankan misi program pertukaran pelajar Muslim ke Jepang. Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (Unukase) kirim mahasiswanya belajar ke negeri bunga syakura itu.
Program tersebut dinamai “Student Islamic Exchange” (JENESYS 2024 Indonesia-Japan Multicultural Society Building Exchange) akan dilaksanakan pada 27 Januari hingga 4 Februari 2025. Sebelum keberangkatan.
Muhammad Zaini, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang akan mengikuti Program ini dan sebelum itu diberikan pembekalan oleh Rektor UNUKASE, Dr. Ir. H. Abrani Sulaiman. “Misi ini tidak hanya membawa nama kampus, tetapi juga nama bangsa Indonesia. Jadi, kalian harus memberikan yang terbaik untuk itu semua,” tegas Dr. Abrani dalam sambutannya.
Dalam persiapan keberangkatan ke Jepang. dibimbing oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Isnaniah, M.Pd., serta turut mendampingi Kepala Biro Bagian Akademik, Umum dan Kemahasiswaan, Dwi Novi Yolanda, S.Pd. Zaini juga mengikuti sesi zoom meeting dengan pihak penyelenggara JENESYS 2024 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang program tersebut.
Zaini menyampaikan motivasinya untuk mengikuti program ini. Motivasi utamanya adalah keinginan untuk memperluas wawasan dan pengalaman internasional, khususnya dalam menjembatani nilai-nilai Islam dengan budaya Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan, inovasi, dan penghormatan terhadap tradisi. Saya percaya program ini dapat memberikan perspektif baru tentang bagaimana Islam diaplikasikan di lingkungan multikultural, sehingga saya dapat membawa pelajaran berharga kembali ke Indonesia.
Zaini juga mengungkapkan bahwa tujuan utama dalam mengikuti JENESYS 2024 adalah untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran kepada masyarakat Jepang. “Saya ingin mempelajari bagaimana Jepang mengelola keragaman budaya dan agama. Selain itu, saya berharap dapat mempererat hubungan antara kedua negara melalui kolaborasi, dialog, dan program-program yang mendorong pemahaman lintas budaya,” tambahnya.
Selama sesi pembekalan, Zaini merasa materi tentang komunikasi lintas budaya sangat bermanfaat. “Materi ini membantu saya memahami cara berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, terutama dalam hal etika, bahasa tubuh, dan cara menyampaikan pesan dengan cara yang menghormati budaya lokal,” ujarnya.
Zaini juga merasa informasi tentang sejarah hubungan Indonesia-Jepang semakin memperkuat keyakinannya tentang pentingnya diplomasi masyarakat dalam program ini.
Zaini berharap program ini dapat menjadi jembatan yang memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang, tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam bidang budaya dan keagamaan. “Saya juga berharap program ini dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang Islam kepada masyarakat Jepang, sekaligus memperkuat pemahaman mahasiswa Indonesia tentang budaya Jepang,” harapnya.
Dengan demikian, Zaini berharap kedua negara dapat semakin erat bekerja sama dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kerja sama internasional.
Editor : Hamdani