Nikel: Logam Strategis Abad Ini dan Perebutannya di Panggung Global

BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Di tengah transisi energi global dan revolusi kendaraan listrik, nikel muncul sebagai logam strategis yang kini jadi incaran banyak negara. Indonesia, sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, mendapati dirinya berada di pusat perhatian global—bukan hanya karena potensi ekonominya, tetapi juga karena perannya dalam menggerakkan masa depan teknologi hijau.
Bijih nikel bukan lagi sekadar bahan baku untuk pembuatan stainless steel. Kini, logam ini menjadi komponen vital dalam baterai lithium-ion yang digunakan di kendaraan listrik (EV), ponsel pintar, dan penyimpanan energi terbarukan. Satu unit mobil listrik berkapasitas besar bisa mengandung hingga 40 kg nikel, menjadikan logam ini sangat strategis dalam perang inovasi otomotif dunia.
Negara-Negara Pengambil Nikel Besar
Indonesia, Filipina, dan Rusia adalah tiga negara dengan produksi nikel terbesar. Namun, ketika bicara tentang negara-negara pengambil nikel dalam jumlah besar, daftar tersebut didominasi oleh kekuatan ekonomi industri:
-
Tiongkok adalah konsumen nikel terbesar di dunia, menggunakan jutaan ton nikel untuk industri baja tahan karat dan baterai EV. Mereka mengimpor dari Indonesia dengan jumlah yang banyak dan membangun smelter di wilayah Sulawesi.
-
Amerika Serikat mulai meningkatkan pasokan nikel untuk mendukung visi besar kendaraan listrik mereka. Meski tidak banyak mengambil langsung dari Indonesia, AS menggandeng Kanada dan Australia untuk memastikan suplai yang stabil.
-
Korea Selatan dan Jepang, sebagai produsen elektronik dan otomotif utama, juga masuk dalam jajaran negara pengambil nikel terbesar dari Asia Tenggara, khususnya untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik.
Pertarungan Senyap di Balik Logam Abu-Abu
Sekarang bijih nikel tidak hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga instrumen geopolitik. Banyak negara berlomba mengamankan kontrak jangka panjang, membangun industri hilir, hingga memperkuat diplomasi dagang demi menjamin pasokan logam ini untuk dekade mendatang.
“Indonesia berada di posisi emas. Jika dikelola dengan tepat, nikel bisa menjadi sumber kekuatan ekonomi nasional jangka panjang,” ujar Ekonom Energi Terbarukan, Dr. Hanafi M. Noor.
Namun, tantangan lingkungan, transparansi industri, dan negosiasi nilai tambah masih menjadi pekerjaan rumah serius. Ke depan, pertanyaan utamanya bukan sekadar siapa yang mengambil nikel terbanyak, tetapi siapa yang mampu mengolahnya menjadi nilai strategis paling tinggi.
🔍 Fakta Singkat Tentang Nikel:
-
Indonesia memiliki sekitar 21 juta ton cadangan nikel, terbesar di dunia.
-
Lebih dari 70% Bijih nikel dunia digunakan untuk produksi dan membuat baja anti karat.
-
Industri EV diproyeksikan menyerap 30% lebih banyak nikel pada 2030.
Editor : Sukmahid
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now