Ombudsman Investigasi Dugaan Kebocoran Soal SNBT

Panitia: Yang Beredar di Medsos Bukan Bocoran
BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Isu kebocoran soal santer saat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025. Ombudsman Republik Indonesia menginvestigasi dugaan kecurangan itu.
Anggota Ombudsman Indraza Marzuki Rais mengatakan, langkah ini merupakan kewenangan dari Ombudsman untuk melakukan pengawasan. “Kami ingin memastikan proses seleksi perguruan tinggi berjalan jujur, adil, dan transparan,” ujar Rais dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).
Dia mengaku, Ombudsman telah mendapatkan sejumlah laporan kecurangan dari masyarakat sejak hari pertama tes dilaksanakan, termasuk dugaan kecurangan dan kebocoran soal yang beredar di media sosial.
Rais menekankan, investigasi yang dilakukan Ombudsman ini bukan untuk mencari kesalahan atau kekurangan semata. “Tapi untuk memastikan aspirasi masyarakat ditanggapi dengan cepat dan tepat. Pendidikan itu hak semua orang, dan jalannya ke sana harus bersih dari kecurangan dan hambatan teknis,” tegasnya.
Dalam investigasi tersebut, Rais meminta masyarakat turut aktif mengawasi dan melaporkan apabila menemukan praktik-praktik curang. Ombudsman juga menyediakan layanan pengaduan khusus untuk mengumpulkan sejumlah masalah dalam penyelenggaraan UTBK SNBT.
Layanan pengaduan tersebut dibuka mulai sekarang hingga 31 Juli 2025. Masyarakat yang mendapati kendala dan kecurangan bisa melapor melalui online dengan menghubungi nomor 0811-9093-737 atau mengirim email ke team7@ombudsman.go.id.
“Setiap aduan yang masuk akan diverifikasi, lalu diteruskan ke panitia SNPMB untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan dan prosedur yang berlaku,” kata Rais.
Selain itu, Ombudsman meminta penanggung jawab pusat UTBK meningkatkan kecermatan pemeriksaan peserta menjelang ujian berlangsung.
Ombudsman menyarankan agar aturan ujian semakin diperketat dengan melarang peserta membawa barang bawaan atau meninggalkan ruangan selama tiga jam ujian berlangsung. “Apa pun alasannya, untuk mencegah potensi kecurangan,” kata Rais.
Sebelumnya, isu kebocoran soal kian santer mengiringi pelaksanaan UTBK SNBT tahun 2025 yang dilaksanakan sejak 23 hingga 30 April 2025.
Isu kecurangan itu mencuat dari sejumlah unggahan di media sosial.
Dalam unggahan yang beredar, tampak tangkapan layar percakapan grup Whatsapp diduga para peserta UTBK yang tengah berbagi cerita mengenai kebocoran soal dan upaya curang yang dilakukan oleh masing-masing peserta.
“Pengawasnya rata-rata pada santai, makanya aku bisa chat Deepseek,” demikian bunyi salah satu percakapan dalam tangkapan layar tertanggal 23 April 2025.
Salah seorang peserta UTBK SNBT di Jakarta, Putri Afifah mengaku mengaku kecewa lantaran mendapatkan informasi dari temannya tentang kebocoran soal.
“Pas selesai ujian, teman cerita katanya dia dapat bocoran soal. Dan pas saya liat itu bener-bener sama dengan yang apa saya kerjain di soal itu. Saya cukup kaget kok dia bisa ya,” ungkapnya, yang dikutip dari tempo.co, Minggu (2/4/20025)
Bahkan, kata Putri, pembicaraan mengenai kebocoran soal itu sudah ramai diperbincangkan sesaat setelah ia keluar dari ruang ujian. “Tapi jujur saja kan pas keluar ruangan langsung ramai bocorannya sama yang apa kami kerjakan,” ujar pelajar yang bercita-cita lolos di program studi komunikasi itu.
Putri kesal lantaran untuk bisa mengisi butiran soal-soal, dirinya harus belajar dengan keras. Senada dengan Putri, Maria Chintya Devi juga merasakan hal sama. Kendati tidak pernah melihat secara langsung kecurangan tersebut, Maria mengaku dirinya cukup sedih mendengar adanya kebocoran soal. “Aku baru lihat di media sosial saja. Itu pun tidak aku selam lagi karena sakit hati,” ujarnya.
Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Eduart Wolok membantah adanya kebocoran soal UTBK SNBT. Menurut dia, klaim soal bocor yang beredar di media sosial tak berdasar.
“Kami pastikan tidak ada soal yang diunggah di internet atau yang digunakan berulang dalam sesi berbeda. Jika ada gambar soal yang tersebar, itu bukan bocoran, melainkan hasil jepretan dari peserta secara ilegal di dalam ruang ujian,” ujar Eduart dalam konferensi pers secara daring pada Jumat, 25 April 2025.
Eduart menjelaskan, SNPMB merancang lebih dari 23 set soal UTBK yang berbeda, disesuaikan dengan sesi dan lokasi ujian. “Masing-masing peserta mendapat soal berbeda,” ujarnya.
Kalau pun ada soal yang mirip, dia menyebut itu hanya bagian dari anchor untuk penyesuaian antar-sesi. Ia juga menepis anggapan bahwa soal yang beredar di platform jual-beli daring adalah kebocoran dari panitia. Menurutnya, sejauh ini tidak ditemukan kebocoran sistem. “Kalau pun ada peredaran soal, itu hasil dari kecurangan peserta yang membawa keluar soal dengan cara-cara tertentu,” kata Eduart
Namun, ia tak memungkiri ada sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh peserta. Beberapa di antara modus kecurangan yang digunakan adalah membawa kamera tersembunyi di ikat pinggang, kawat gigi, hingga penggunaan software remote desktop.
Menurut Eduart, hingga hari kedua pelaksanaan UTBK, panitia SNPMB mencatat sedikitnya 14 kasus kecurangan, atau sekitar 0,0071 persen dari total peserta.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now