bomindonesia.com
Beranda Bisnis Dari Kuli Bangunan hingga Master Steambot: Perjuangan Randy Menaklukkan Dunia Pedagang Even

Dari Kuli Bangunan hingga Master Steambot: Perjuangan Randy Menaklukkan Dunia Pedagang Even

Randy dan rekannya Adan yang kadang jadi Transformer (jual jasa foto kostum super hero) dan dua karyawati Master Steambot melayani pembeli di Pasar Wadai Ramadhan 1446 H di Jalan Jenderal Sudirman Banjarmasin (Foto Mercy)

BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN — Keberhasilan bukan tentang gelar, tapi tentang kerja keras, ketekunan, dan kegigihan.” – Elon Musk

Kata motivasi ini tampaknya cocok menggambarkan perjalanan hidup Randy (34), seorang pedagang even yang kini sukses berjualan steambot di berbagai event besar, termasuk di Pasar Wadai Ramadan 1446 H di Jalan Jenderal Sudirman yang menyisakan hanya tinggal dua hari lagi .

Lahir di Padang sebagai anak pertama dari lima bersaudara, Randy pernah bermimpi masuk STM. Namun, sejak usia 15 tahun, ia sudah mengenal uang dengan ikut berjualan bersama kakak sepupunya.

Perjalanan panjangnya di dunia usaha dimulai dari jualan ponsel (2006), pakaian (2008-2011), hingga sandal di mal (2014) ketika dia mulai merantau ke kota Jakarta.

Saat pandemi melanda pada 2020, hidupnya berubah drastis. Demi menghidupi keluarganya di Tangerang, ia sempat menjadi kuli bangunan.

Namun, kondisi semakin sulit saat pandemi berlanjut di 2021. Dengan dua anak yang harus dinafkahi, Randy yang dalam perjalanan petualangan hidupnya itu memutuskan hijrah ke Banjarmasin, tempat yang menurutnya lebih menjanjikan secara ekonomi.

Menjadi Master Steambot

Dari pengalaman berjualan di berbagai daerah—bahkan hingga Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan—Randy akhirnya menemukan peluang baru: jualan steambot.

Makanan khas Thailand ini terdiri dari sosis premium (Cedea, Sunfist, Salam Karawaci) yang disajikan dengan kuah khas dan saus Thailand.

Kini, Randy tak hanya sekadar pedagang kaki lima. Ia menjadi bagian dari komunitas pedagang even nasional, memanfaatkan grup WhatsApp dan Facebook untuk mendapatkan informasi tentang event besar.

Dari sinilah, ia bisa berjualan di berbagai expo dan festival, seperti Kalteng Expo dan Pesta Laut Pagatan. Di Pasar Wadai Ramadan kali ini, ia bisa meraup Rp 3-4 juta per hari, bahkan pernah mencapai Rp 10 juta dalam sehari. Namun, bisnis di dunia event tidak selalu mulus. “Pedagang even ini ibarat berjudi, kalau sepi bisa rugi besar,” ujarnya.

Baca Juga :  Super Air Jet Perluas Jaringan dengan Rute Pontianak-Banjarmasin-Lombok

Tantangan lain adalah biaya sewa tenda yang mahal. Untuk Pasar Wadai Ramadan saja, ia harus merogoh kocek hingga Rp 20 juta. Ke depan, ia berharap ada solusi agar harga sewa tenda lebih terjangkau, sehingga pedagang kecil bisa lebih berkembang.

Meski rumahnya masih kontrak, dengan mobil dan motor yang sudah dimiliki, Randy tetap optimis. “Kesuksesan itu bukan soal sekolah tinggi, tapi soal gigih mencari peluang dan berani mengambil risiko,” katanya penuh semangat.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:
   

Iklan