Dunia Usaha Waspada Konflik Israel-Iran

- Redaksi

Senin, 23 Juni 2025 - 22:00 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dunia usaha mewaspadai dampak lanjutan dari konflik Israel-Iran

Dunia usaha mewaspadai dampak lanjutan dari konflik Israel-Iran

BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Dunia usaha mewaspadai dampak lanjutan dari konflik Israel-Iran terhadap harga barang konsumsi di Indonesia.

Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional Apindo, Didit Ratam, mengatakan beberapa komponen biaya seperti ongkos angkut, asuransi pengiriman, serta harga minyak mulai menunjukkan tren kenaikan seiring ketegangan di Timur Tengah.

“Biaya serta ketersediaan angkutan sudah mulai naik, demikian juga biaya asuransi shipping dan harga minyak. Maka cepat atau lambat harga barang dalam negeri akan terimbas, walaupun harapannya tidak terlalu besar di tingkat konsumen,” ujar Didit, Senin (23/6/2025).

Meski kontribusi biaya logistik terhadap sektor impor bukan kekhawatiran utama, yang lebih dikhawatirkan adalah risiko keterlambatan dan ketersediaan barang akibat gangguan distribusi global.

Apalagi, jalur pelayaran yang melalui kawasan Timur Tengah seperti Selat Hormuz dan Laut Merah merupakan jalur utama perdagangan global, dan saat ini mulai dihindari oleh pelaku logistik internasional karena alasan keamanan.

“Masalahnya ada pada keterlambatan barang di mana-mana akibat transportasi yang mencari jalur alternatif dan pengetatan keamanan di berbagai pelabuhan,” lanjut Didit.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengusaha disebut harus mulai mencari rute alternatif untuk kegiatan ekspor-impor, meskipun opsi tersebut dapat menimbulkan biaya tambahan yang signifikan. Sementara itu, substitusi bahan baku dinilai sebagai solusi jangka panjang, namun tidak bisa dilakukan secara instan.

Baca Juga :  Penerimaan Negara Bukan Pajak Subsektor Perikanan Tangkap Capai Rp1,053 Triliun

“Naik tidaknya harga bergantung berapa lama pengusaha bisa menelan kenaikan biaya. Substitusi bahan baku itu ideal, tapi akan makan waktu,” tegas Didit.

Dengan situasi yang belum menentu, pelaku usaha saat ini berada di tengah tekanan antara menjaga harga jual tetap kompetitif dan mengelola lonjakan biaya dari sisi logistik dan pasokan.

bomindonesia

Berita Terkait

AS Turunkan Tarif Impor untuk Indonesia Jadi 19 Persen, Ekspor AS Bebas Tarif
BI-Rate Masih Bisa Diturunkan
Emas Antam Melemah Rp10 Ribu: Sinyal Koreksi Setelah Tren Naik?
Pasar Murah Bersubsidi Digelar di Lapangan Murdjani
Ciptakan Kondisi Ekonomi Tak Menentu
Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Resmi Peroleh Izin Operasional OJK
Pergerakan Harga Bitcoin Fluktuatif
Tunggakan Pajak Rp48 Miliar, DJP Kalselteng Blokir Rekening Penanggung Pajak

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 14:12 WITA

AS Turunkan Tarif Impor untuk Indonesia Jadi 19 Persen, Ekspor AS Bebas Tarif

Rabu, 16 Juli 2025 - 21:33 WITA

BI-Rate Masih Bisa Diturunkan

Selasa, 15 Juli 2025 - 13:19 WITA

Emas Antam Melemah Rp10 Ribu: Sinyal Koreksi Setelah Tren Naik?

Senin, 14 Juli 2025 - 23:50 WITA

Pasar Murah Bersubsidi Digelar di Lapangan Murdjani

Minggu, 13 Juli 2025 - 23:02 WITA

Ciptakan Kondisi Ekonomi Tak Menentu

Berita Terbaru

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali meninjau langsung proses penyaluran bantuan subsidi upah

Halo Indonesia

Penyaluran Bantuan Subsidi Upah Tepat Sasaran

Kamis, 17 Jul 2025 - 23:40 WITA

Miris! 40 Persen Dari 208 Gedung SD di Banjarmasin Mengalami Rusak Parah

Kampus dan Pendidikan

Miris! 40 Persen Dari 208 Gedung SD di Banjarmasin Mengalami Rusak Parah

Kamis, 17 Jul 2025 - 18:24 WITA

Verified by MonsterInsights