Faktor Penyebab Pembelian Gabah di Bawah HPP

- Jurnalis

Selasa, 18 Februari 2025 - 00:35 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gabah Siap Digiling dan Menjadi Beras (foto:istimewa)

Gabah Siap Digiling dan Menjadi Beras (foto:istimewa)

BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Eliza Mardian Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (Core) mengungkapkan, beberapa faktor yang menyebabkan pembelian gabah masih di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

Eliza menyebutkan kurangnya pengawasan pemerintah menjadi salah satu faktor utama, meskipun telah ada kesepakatan antara pemerintah, Bulog, dan penggilingan. “Implementasi di lapangan sering kali tidak sesuai dengan aturan. Pengawasan kepatuhan penggilingan terhadap HPP masih lemah karena belum ada teknologi yang dapat memonitor pembelian gabah sesuai HPP,” ujarnya.

Baca Juga :  Agung Podomoro Gelar Discover The Future: Agung Podomoro’s Signature Properties, Kini Hadir Peluang Investasi Unggulan di Banjarmasin

Selain itu, Eliza menambahkan bahwa keterbatasan daya beli penggilingan kecil dan sulitnya memperoleh modal bagi beberapa penggilingan swasta menjadi hambatan tersendiri dalam membeli gabah sesuai HPP. Terlebih, mereka harus menjual beras kepada Bulog dengan harga Rp12.000/kg.

Menurutnya, efisiensi penggilingan padi di Indonesia masih rendah karena penggunaan mesin tua yang membuat biaya penggilingan tinggi. Hal ini menyebabkan penggilingan cenderung menekan harga pembelian gabah dari petani guna mendapatkan margin yang dianggap perlu.

Baca Juga :  Maju Sebagai Calon Bupati Banjar, Segini Harta Kekayaan yang Dimiliki Saidi Mansur dan Syaifullah Tamliha

“Ironisnya, petani sering kali ingin segera menjual gabah karena desakan kebutuhan hidup, sehingga mereka rela menjual di bawah HPP asalkan gabahnya cepat terjual,” tambahnya.

Lebih lanjut, Eliza menekankan agar petani mendapatkan harga yang berkeadilan, diperlukan sistem pengawasan yang lebih ketat di tingkat penggilingan.

Berita Terkait

Jelang Lebaran Ekonomi Lesu, Bisnis Rental Mobil ‘Sepi’
Pelaku UMKM di Kalsel Berpotensi Tembus Pasar Internasional
JD Sports Ekspansi ke Kalimantan dengan Gerai Perdana di Banjarmasin
Transaksi Gadai Tumbuh Selama Ramadan
Hadapi Sengketa Tambang, Fauzan Ramon Kawal PT TBM di BKPM
Pertumbuhan Industri Tekstil Jadi Sektor Prioritas
Gelar RUPS Luar Biasa, Ini Nama Dewan Komisaris Bank Kalsel
Alami Penurunan Penjualan MinyaKita di Kalsel

Berita Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 11:44 WITA

Jelang Lebaran Ekonomi Lesu, Bisnis Rental Mobil ‘Sepi’

Selasa, 25 Maret 2025 - 16:56 WITA

Pelaku UMKM di Kalsel Berpotensi Tembus Pasar Internasional

Kamis, 20 Maret 2025 - 21:24 WITA

JD Sports Ekspansi ke Kalimantan dengan Gerai Perdana di Banjarmasin

Kamis, 20 Maret 2025 - 13:15 WITA

Transaksi Gadai Tumbuh Selama Ramadan

Selasa, 18 Maret 2025 - 19:43 WITA

Hadapi Sengketa Tambang, Fauzan Ramon Kawal PT TBM di BKPM

Berita Terbaru