BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Keterbatasan lahan di Kota Banjarmasin bukan halangan untuk memajukan sektor pertanian. Pemerintah Kota Banjarmasin pun terus menggali inovasi agar ketahanan pangan di kota ini minimal bisa berjalan seimbang.
Kepala Dinas Ketahahan Pangan dan Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Yuliansyah, menyampaikan, bahwa lahan pertanian di Kota Banjarmasin ini ada 2.500 hektar.
Namun, jumlah itu yang produktif hanya sekitar 1500-2000 hektar saja, sisanya non pertanian.
Hal itu karena dipengaruhi dengan ketersediaan lahan dan faktor petani yang tidak memiliki lahan.
Mengapa demikian, karena rata-rata petani di Banjarmasin lahan garapannya itu menyewa. Jika pemilik tidak lagi menyewakan atau beralih fungsi maka lahan pertanian berkurang.
“Lahan pertanian setiap tahunnya berkurang, apalagi petani kita disini kebanyakan penyewa lahan,” ucapnya.
Yuli melanjutkan, untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian, pihaknya terus mengembangkan bagaimana agar panen padi bisa dilakukan setahun dua kali. Meski di tengah faktor kondisi alam seperti banjir dan cuaca yang tak menentu.
Kemudian pihaknya juga turun mensosialisasikan agar masyarakat mau berkebun dengan lahan yang ada, bisa dilakukan secara personal maupun kelompok, misal pekarangan rumah maupun lahan tak terpakai milik warga.
Yuli pun mencontohkan, bahwa Warga Mawar, berhasil memanfaatkan lahan milik warga yang tidak digunakan untuk kebun sayur.
Dari kebun itu sekarang hasilnya bisa dijual dan sekarang ini sudah mulai melakukan pengemasan sayur seperti terong, cabai, tomat, timun dan lainnya.
“Saya berharap, komunitas warga Mawar itu bisa dicontoh warga lainnya, sehingga untuk keperluan sayuran rumah tangga, warga tidak lagi bingung pergi ke pasar, namun bisa memetiknya sendiri.
Editor : Hamdani