Masyarakat Berpenghasilan Rendah Makin Sulit Beli Rumah Subsidi

- Redaksi

Jumat, 16 Agustus 2024 - 07:39 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kouta Berkurang, dan Rumah Subsidi Makin Sulit Didapatkan Masyarakat (foto:istimewa)

Kouta Berkurang, dan Rumah Subsidi Makin Sulit Didapatkan Masyarakat (foto:istimewa)

BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) semakin sulit membeli rumah bersubsidi, dan berdampak pada perekonomian rakyat secara luas.

Hal itu akibat berkurangnya kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), bahkan Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Kalimantan Selatan (Kalsel) Hj Wahidah Mukhtar pun berharap ada penambahan kouta FLPP 2024 ini.

‘Program Kuota FLPP 2024 turun drastis dibandingkan tahun 2023 lalu. Ini membuat kalangan pengembang perumahan makin terpuruk dan terancam bangkrut alias gulung tikar,’ ucap Hj Wahidah, didampingi Sekretarisnya M Fikri.

Baca Juga :  Layanan Digital Wondr by BNI Telah Kembali Normal

Menurutnya, keberadaan masyarakat rendah (MBR) terancam kesulitan membeli rumah subsidi. Penyebabnya, kuota subsidi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) melalui FLPP berkurang.

Padahal, jelasnya, Kementerian PUPR pada 2024 sudah menetapkan Rencana Strategis (Rastra) sesuai Perpres 18 Tahun 2020 untuk kuota FLPP sebanyak 220 ribu unit rumah.

‘Ya, kenyataannya, Tahun 2024 ini hanya terealisasi 166 ribu unit rumah saja. Kuota tahun ini berkurang hampir 30 persen dibandingkan tahun 2023 lalu, atau sebanyak 220 ribu unit,’ ucapnya

Dengan pengurangan kuota ini berimbas luar biasa terhadap beberapa sektor usaha. ‘Hampir 99 persen anggota Apersi Kalsel membangun rumah MBR yang dibiayai perbankan” tutur Hj Wahidah.

Baca Juga :  Orang Terkaya Israel, Mesin Uangnya Ternyata Populer di RI

Menurutnya, jika kuota tak ditambah, maka pengembang perumahan tidak akan mampu membayar kreditnya di perbankan. ‘Developer akan banyak yang kolaps atau gulung tikar, serta beberapa sektor usaha perumahan akan bangkrut,’ paparnya.

Untuk itu, Ia berharap pemerintah bisa menambah kuota ini. Paling tidak, minimal 60 ribu tambahan kuota agar bisa bekerja kembali. Karena semua yang kita lakukan ini adalah untuk kebutuhan masyarakat bawah. (*)

Editor : Afdiannoor

Berita Terkait

Warung Teh Poci Tegal di Kebayoran Lama: Buka Sore, Hangatkan Malam
Sektor Tekstil dan Garmen Kini Hadapi Lonjakan Tarif
Kondisi Penjualan Mobil, Ini Kata Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
Pelemahan Daya Beli Masyarakat Berdampak Penurunan Penjualan Mobil
Diharapkan Cadangan Devisa Tetap Terjaga
Saat Lebaran, Kapal Penyeberangan Layani 5,8 Juta Penumpang
Dunia Pers Banua Berduka: H Ari Taruna Taufik, Sosok Rendah Hati yang Dirindukan
OJK-BI Bersinergi Jaga Stabilitas Sektor Keuangan

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 01:27 WITA

Warung Teh Poci Tegal di Kebayoran Lama: Buka Sore, Hangatkan Malam

Jumat, 18 April 2025 - 10:49 WITA

Sektor Tekstil dan Garmen Kini Hadapi Lonjakan Tarif

Kamis, 17 April 2025 - 14:06 WITA

Kondisi Penjualan Mobil, Ini Kata Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia

Rabu, 16 April 2025 - 11:41 WITA

Pelemahan Daya Beli Masyarakat Berdampak Penurunan Penjualan Mobil

Selasa, 15 April 2025 - 12:14 WITA

Diharapkan Cadangan Devisa Tetap Terjaga

Berita Terbaru

Banjarmasin Bungas

Wali Kota Bersama Bank Kalsel Gowes to TPA Basirih

Minggu, 20 Apr 2025 - 19:40 WITA

Hewan Kurban di Arab Saudi

Halo Indonesia

Living Cost untuk Jemaah Haji Telah Disiapkan

Minggu, 20 Apr 2025 - 12:04 WITA