BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Pengamat Pertanian dari AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesi) Khudori, menyatakan jika situasi untuk ekspor beras ke Malaysia maupun negara lainnya saat ini masih amat riskan.
“Dalam 3-4 bulan terakhir ini memang surplus (Produksi Beras Melimpah), Maret puncak panen raya. Nanti sekitar Juli dan seterusnya produksi akan melandai. Bahkan tiga bulan terakhir sebelum tahun berganti produksi biasanya rendah,” ucapnya Jumat (25/4/2025).
Menurutnya, surplus saat ini itu penting untuk menutup kebutuhan pada saat produksi beras di Indonesia rendah. “Tantangan terbesar bagi Indonesia untuk bisa ekspor beras. Yakni harga beras Indonesia yang lebih mahal dibandingkan harga beras dunia,” imbuhnya.
Kini harga beras di Indonesia sekitar 1,5 kali lebih mahal dari harga beras di pasar dunia. “Sudah berpuluh-puluh tahun harga beras Indonesia tidak pernah lebih murah dari harga di pasar dunia,” jelasnya.