BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada hari pertama pekan ini. Senin (28/10/2024), di rupiah ditutup di level Rp 15.724 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah melemah 0,49% dibandingkan dengan penutupan lalu di level Rp 15.647 per dolar AS.
Tidak jauh berbeda, pergerakan rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia juga ditutup melemah pada level Rp 15.729 per dolar AS. Rupiah Jisdor melemah 0,63 dibandingkan penutupan perdangangan.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan pelemahan rupiah hari ini dipicu meningkatnya tensi politik di Timur Tengah.
Kabar mengenai serangan udara Israel ke Iran membuat pasar makin cemas terhadap serangan balasan yang nantinya semakin besar. Banyaknya korban sipil dan perluasan area konflik membuat pelaku pasar beralih untuk memburu dolar.
Namun di satu sisi perburuan dolar pekan ini akan dibayangi oleh serangkaian data ekonomi penting, di antaranya data ketenagakerjaan seperti JOLTS, ADP EMployment CHange dan Non Farm Payroll. Adapun semua data tersebut diproyeksikan melambat.
“Terlihat pelaku pasar melakukan aksi antisipasi dengan menguatnya indeks dolar dan bertahan di atas 104. Sementara rupiah tengah dihadapkan pada penembusan area resisten 15.700 maka ruang pelemahan lanjutan bisa kembali ke 15.820,” ucap Nanang, Senin (28/10/2024).
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan meningkatnya ketidakpastian atas pemilihan presiden AS membuat dolar lebih diuntungkan. “Para pedagang sebagian besar condong ke dolar AS untuk mengantisipasi pemilihan presiden 2024 yang tinggal seminggu lagi,” jelas Ibrahim.
Selain itu, arus masuk ke dolar AS juga didorong oleh ekspektasi meningkatnya ketidakpastian politik di Jepang, setelah koalisi yang dipimpin oleh Partai Demokrat Liberal kehilangan mayoritas parlementernya dalam pemilihan akhir pekan.