BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Gelombang demonstrasi menolak revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) terjadi di berbagai daerah dan berujung ricuh. Di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, hingga Surabaya, aksi mahasiswa yang menentang revisi tersebut berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan.
Di Kalimantan Selatan, ratusan mahasiswa turut turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan mereka. Aksi yang digelar di depan Gedung DPRD Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin, pada Jumat (21/3/2025), juga sempat diwarnai ketegangan antara massa aksi dan kepolisian.
Bentrokan di Depan Gedung DPRD Kalsel
Kericuhan terjadi ketika demonstran berusaha menembus barikade polisi untuk masuk ke halaman gedung DPRD. Mahasiswa yang mencoba merangsek maju dihadang oleh barisan polisi yang membentuk pagar betis.
Dorong-mendorong antara massa aksi dan aparat tak terhindarkan. Suara benturan tameng aparat dengan teriakan mahasiswa saling bersahutan. “Kami hanya ingin bertemu Ketua DPRD. Jangan halangi kami!” teriak salah seorang demonstran.
Namun, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK, tidak tampak di lokasi, meski mahasiswa terus menuntut kehadirannya. Sebagai gantinya, Wakil Ketua DPRD Kalsel, Kartoyo, turun menemui massa.
Dialog Tegang di Tengah Demonstran
Situasi mulai mereda setelah Kartoyo berdiri di tengah demonstran di ruas Jalan Lambung Mangkurat untuk berdialog. Namun, perbincangan antara perwakilan DPRD dan mahasiswa berlangsung tegang.
Mahasiswa menuntut pernyataan sikap tegas dari DPRD Kalsel terkait revisi UU TNI dan mendesak agar aspirasi mereka segera diteruskan ke pusat.“Kami ingin pernyataan tertulis bahwa DPRD Kalsel menolak revisi UU TNI dan menyampaikannya ke DPR RI. Kalau tidak, kami akan terus berdemonstrasi,” kata salah satu perwakilan mahasiswa.
Kartoyo berjanji akan meneruskan aspirasi mahasiswa ke tingkat pusat. Namun, ia tidak bisa memberikan jaminan bahwa DPRD Kalsel akan langsung menyatakan sikap menolak revisi UU TNI. Pernyataan ini memicu ketidakpuasan di kalangan demonstran.
Gelombang Aksi di Berbagai Daerah
Selain di Banjarmasin, aksi menolak revisi UU TNI juga berlangsung di sejumlah daerah lain dengan eskalasi yang meningkat.
Jakarta: Demonstran memadati depan Gedung DPR/MPR RI dan sempat berusaha menjebol pagar gedung sebelum dihalau oleh aparat.
Yogyakarta & Semarang: Massa aksi melakukan blokade jalan dan membakar ban sebagai bentuk protes, yang kemudian dibubarkan secara paksa oleh polisi.
Surabaya: Bentrokan terjadi di depan kantor DPRD Jawa Timur setelah massa menolak membubarkan diri.
Gelombang demonstrasi ini menunjukkan kekhawatiran luas di kalangan masyarakat terhadap potensi dampak negatif dari revisi UU TNI terhadap demokrasi dan supremasi sipil di Indonesia.
Editor : Mercurius
Sumber Berita: Berbagai Sumber