BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Usia kota Banjarmasin di klaim hampir 500 tahun, namun perlu diketahui peradaban modern di Kota Seribu Sungai ini belum sampai 100 tahun. bila dibanding dengan kota lain, seperti di daerah jawa maupun sumatera, infrastruktur Kota Banjarmasin masih jauh tertinggal.
Dosen Sejarah Univerisitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Mansyur, menyampaikan bahwa Kota Banjarmasin pertama kali mengenal modernisasi menjajaki pada tahun 1898.
Kata Mansyur, tahun itu baru dimulai pembangunan jalan di wilayah Nol Kilometer, Benteng Tatas, sekarang jalan dinamai Jalan Jenderal Sudirman depan Masjid Sabilal Muhtadin (Masjid Raya). Tahun itu merupakan tahun yang dinamai transisinya budaya banjar dari sungai ke darat.
Masyarakat suku Banjar identik dengan aktivitas di sungai, mulai dari mandi, masak transaksi jual beli, berdagang dan aktivitas lainnya yang menggunakan jukung atau perahu.
“Tahun 1898 Banjarmasin baru mulai dibangun jalan oleh kolonial Belanda. Itu awal awal ada jalan darat yang dibangun di Nol Kilometer hingga lambung mangkurat dan kota madya,” kata sejarahwan Kalsel ini kepada BOMINDONESIA.
Budaya Eropa semakin berkembang dan pada tahun 1920 itu seiring panjangnya pembangunan jalan darat, mobil sudah mulai diperkenalkan di pusat Kota Banjarmasin. Mobil mulanya digunakan untuk operasional kolonial Belanda.
Kemudian dibangun perumahan bangunan Eropa di wilayah Jalan Lambung Mangkurat. Perkampungan orang Belanda,
“Seiring itu juga masuk Mobil, telepon, listrik di perkampungan orang Belanda di daerah Lambung Mangkurat. Selanjutnya lagi, di daerah kantor wali kota sekarang, disana dibangun pelabuhan sebagai pusat ekonomi Kota Banjarmasin.
pelabuhan,” bebernya.
Masuk tahun 1938 modernisasi Kota Banjarmasin mulai dinobatkan sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan bentukan kolonial Belanda atau kepemerintahan Residen Borneo Barat dan Selatan.
Editor : Hamdani