Gerakan Coblos Semua Tidak Mendidik

- Jurnalis

Senin, 23 September 2024 - 16:47 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pilkada 2024 Serentak di Indonesia (foto:istimewa)

Pilkada 2024 Serentak di Indonesia (foto:istimewa)

BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Emrus Sihombing Komunikolog Politik menilai gerakan pencoblosan semua pasangan calon (paslon) atau gercos Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh pendukung Anies Baswedan tidak mendidik. Gerakan ini muncul setelah eks Gubernur Jakarta itu tak mendapat tiket maju Pilkada Jakarta 2024.

“Nah, kalau dilakukan gerakan coblos semua itu tidak mendidik saya siap berdebat dengan siapa pun,” kata Emrus Sihombing dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu (22/9/2024).

Ia menyebut hak memilih dan tidak memilih itu memang ada dalam demokrasi. Namun, bila datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan mencoblos semua paslon malah jadi pemborosan.

“Waktunya habis, tenaganya habis, ongkosnya habis lalu dicoblos itu kertas suara semua penuh, jadi pemborosan dan tidak pendidikan politik,” ucapnya.

Baca Juga :  Polresta Banjarmasin Jaga Ketat Proses Pelipatan Surat Suara Pilkada Serentak 2024 di Gudang Logistik KPU

Emrus mengungkap, bila gerakan mencoblos semua paslon (gercos) adalah bentuk kekecewaan pendukung Anies, artinya batal semua suara yang mereka lakukan. Ketimbang melakukan itu, Emrus menyarankan lebih baik tidak usah datang ke TPShttps://www.metrotvnews.com/tag/2008/pilkada-2024.

“Ngapain habis-habisin kertas suara dicoblos semuanya nggak usah datang saja. Karena itu hak memilih dan tidak memilih,” ujarnya.

Gerakan mencoblos semua walau hanya dilakukan oleh ‘Anak Abah’, dinilai bisa ditiru masyarakat lain. Sebab, disebarkan ke ruang publik. Ia mengatakan bila bicara akademik tidak ada pesan komunikasi.

“Itu adalah produk sosial, jadi seseorang menyampaikan pesan berarti itu produk interaksi dengan manusia lain. Jadi kalau dikatakan itu kebebasan mereka, kehendak mereka kita pertanyakan secara akademik itu bisa saja ada menggerakkan, memobilisasi, memotori itu,” imbuhnya.

Baca Juga :  Dilantik di Senayan, 11 Anggota DPR RI Dapil Kalsel I dan Kalsel II

Meski ia meyakini penggeraknya bukan Anies Baswedan. Ia percaya mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu tidak akan melakukan hal tersebut.

“Karena dia adalah seorang pendidik, dia dosen saya tahy betul. Tapi apakah itu kehendak individu tidak bisa kita katakan demikian, kenapa? pesan komunikasi ketika kita berdialog seperti ini produk interaksi dengan manusia lain, jadi tidak ada perilaku komunikasi di ruang hampa. Demikian teori dan konsep komunikasi,” tutupnya. (*)

Berita Terkait

NasDem Inisiasi Program Remaja Bernegara
Gelar Konsolidasi Nasional, Partai Gema Bangsa Berdiri
NasDem: Kami Menghormati Putusan MK
Penghapusan Presidential Threshold, Pemerintah Hormati Putusan MK
Apa Itu Sekte Alawi, Agama Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad?
71% Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Secara Nasional
Unggul di 13 Kabupaten /Kota, Muhidin-Hasnur Menang Telak
Temukan Dugaan Kecurangan, Paslon 01 Pilkada Cianjur Minta 21 Kecamatan PSU

Berita Terkait

Sabtu, 15 Februari 2025 - 21:11 WITA

NasDem Inisiasi Program Remaja Bernegara

Minggu, 19 Januari 2025 - 19:22 WITA

Gelar Konsolidasi Nasional, Partai Gema Bangsa Berdiri

Jumat, 3 Januari 2025 - 14:04 WITA

NasDem: Kami Menghormati Putusan MK

Jumat, 3 Januari 2025 - 13:43 WITA

Penghapusan Presidential Threshold, Pemerintah Hormati Putusan MK

Senin, 16 Desember 2024 - 22:36 WITA

Apa Itu Sekte Alawi, Agama Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad?

Berita Terbaru