BOMINDONESIA.COM, MARABAHAN – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama 14 provinsi di Indonesia melakukan panen raya bersama Presiden RI, Prabowo Subianto, Senin (7/4/2025) secara virtual melalui Zoom Meeting.
Panen raya dihadiri Wakil Gubernur Kalsel melalui Pj. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov), Muhammad Syarifuddin di Desa Panca Karya, Kecamatan Alalak Ray 15, Kabupaten Barito Kuala.
Diawali langsung dengan panen padi menggunakan Combine Harvester bersama Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan; Danrem 101/Ant Brigjend TNI Ilham Yunus; Panglima Kodam VI/Mulawarman, Mayor Jenderal TNI Rudy Rachmat Nugraha dan Kabinda Kalsel, Brigjen Pol Nurullah.
Pj. Sekdaprov Kalsel, M. Syarifuddin didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman bersama Plt. Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Husnain dan Bupati Barito Kuala, Dr. H. Bahrul Ilmi menaiki mesin alat Combine Harvester tersebut.
Seperti diketahui, luas lahan di daerah tersebut sekitar 11.181 hektare. Acara dilanjutkan dengan penyerahan Bantuan Olah Lahan Optimasi Lahan (Oplah) sebesar Rp. 1.526.400.000 dengan alokasi 1.696 Hektare dari Kementerian Pertanian.
Pemprov Kalsel juga memberikan Bantuan Saprodi Pengembangan Cabe Besar untuk Kelompok Tani Sumber Makmur di Desa Puntik Dalam, Mandastana sebesar Rp. 52.382.815.
“Alhamdulillah pada hari ini kita dapat berkumpul dalam acara Panen Raya Padi Serentak di 14 Provinsi se-Indonesia. Dalam kesempatan kali ini, saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan perhatian besar terhadap ketahanan pangan nasional,” sampai Wakil Gubernur Kalsel dalam sambutan tertulisnya oleh Plt. Sekda Provinsi Kalsel, M. Syarifuddin.
Menurut M. Syarifuddin, dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sangatlah besar dalam mendorong ketahanan pangan nasional di Kalsel. Sehingga, produksi padi sangat meningkat hingga sekarang.
Bagi Sekdaprov Kalsel, petani menjadi garda terdepan dalam kedaulatan pangan di Indonesia. Lantas, mendorong seluruh lapisan masyarakat dalam kolaborasi.
“Khususnya peningkatan produksi padi dalam komoditas pangan utama. Kita ucapkan terimakasih juga kepada Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dan pada momen bersejarah ini, kita apresiasi atas dedikasi serta bekerja keras dalam kolaborasi antar pemerintah pusat, instansi TNI/Polri, akademisi dan masyarakat lain,” pungkasnya.
Sementara itu Plt. Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Husnain menyampaikan bahwa Batola merupakan lahan sawah terluas di Kalsel yang menjadi sentral utama pangan.
“Alhamdulillah kita hari ini bisa berkumpul semua pada pagi ini. Panen Raya Serentak bersama Bapak Presiden, beliau berada di Majalengka bersama Menteri Pertanian RI dan segera akan bergabung melalui zoom,” ujarnya.
Husnain menjelaskan, sejak 2024 lalu telah dilakukan optimasi lahan (Oplah) yang menjadi sasaran adalah Tanah Laut dan Barito Kuala. Awalnya, dia mengatakan bahwa panen padi kini mampu dilakukan 2 kali, biasanya cuma sekali saja.
Sehingga, Husnain menginginkan dalam setahun dapat melakukan panen padi sebanyak 3 kali. Seperti halnya di Kabupaten Tapin, dia menyebut sudah panen 2 kali dan mampu menghadapi cuaca kemarau.
“Jadi yang perlu dilakukan adalah perbaikan insfratruktur pertanian, Pak Sekda dan Bupati. Dalam hal itu insfratruktur perairannya,” tegasnya.
“Ini merupakan suatu kehormatan bagi kita sebagai Kabupaten Batola yang dianggap area lahannya terluas antara 12 Kabupaten/Kota. Izin dukungan dan bimbingannya ke depan, semoga bisa melaksanakan pertanian yang sebagai ujung tombak di Kalsel,” ungkap Bupati Bahrul.
Menurutnya, pihak ingin bersinergi antar stakeholder untuk mewujudkan ketahanan pangan. Bahkan, imbuhnya, kini dukungan melalui alat Combine Harvester sangat mempermudah kinerja petani.
Bahrul pun mengaku, sebagai anak petani dirinya merasakan kerasnya pekerjaan tersebut. Sejak tahun 1992, dia bersyukur mampu memberangkatkan kedua orangtuanya sendiri melalui hasil pertanian.
“Dunia pertanian itu sangat menjanjikan. Kita juga sebagai anak petani, betapa kerja kerasnya menanam padi saat hujan dan panas. Menggunakan tenaga, jadi tidak mengenal lelah menggunakan alat tradisional itu,”imbuhnya.
Editor : Afdiannoor