BOMINDONESIA.COM – Pagi itu, suasana Mekkah dipenuhi kecemasan. Kabar dari Abu Sufyan yang baru kembali ke kota menambah ketegangan. Ia mengumumkan bahwa pasukan Islam yang dipimpin Rasulullah ﷺ telah mendekat dengan kekuatan besar. Meski demikian, Hindun binti Utbah, istrinya, menanggapi kabar tersebut dengan sinis, menunjukkan perpecahan yang melanda kaum Quraisy.
Di luar kota, Rasulullah ﷺ memimpin pasukan dengan penuh ketenangan. Saat tiba di Dzi Thuwa, beliau menundukkan kepala sebagai wujud syukur kepada Allah atas kemenangan yang sudah dekat. Di tempat itu pula, beliau membagi pasukan dengan strategi yang matang. Khalid bin Al-Walid memimpin sayap kanan pasukan melalui dataran rendah Mekkah, sementara Az-Zubair bin Al-Awwam ditugaskan membawa bendera Rasulullah ﷺ dan memasuki Mekkah melalui dataran tinggi Kada’. Abu Ubaidah, bersama sejumlah pasukan tanpa senjata, diperintahkan masuk ke tengah lembah menuju Mekkah.
Sementara itu, Mekkah dilanda kegelisahan. Abu Sufyan mengumpulkan warga Quraisy dan berteriak lantang, “Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, dia aman! Barang siapa menutup pintunya, dia aman! Barang siapa masuk ke masjid, dia aman!” Sebagian besar warga memilih berlindung di rumah atau masjid, sementara kelompok kecil Quraisy yang dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jalil, Shafwan bin Umayyah, dan Suhail bin Amr bersiap untuk melawan.
Namun, tidak semua warga Quraisy yakin akan perlawanan ini. Hammas bin Qais, seorang Quraisy yang mempersiapkan senjata, ditegur oleh istrinya, “Demi Allah, tidak ada sesuatu pun yang mampu menghadapi Muhammad dan pasukannya.”
Rasulullah ﷺ dan pasukannya melanjutkan perjalanan hingga tiba di Dzi Thuwa. Di sana, beliau kembali menundukkan kepala sebagai bentuk ketundukan kepada Allah, dengan janggut yang hampir menyentuh pelana. Beliau memerintahkan pasukannya untuk tetap waspada, namun tidak menumpahkan darah kecuali jika diserang.
Dengan pembagian pasukan yang terorganisir, strategi matang, dan kepemimpinan yang tenang, pasukan Islam bersiap memasuki Mekkah, membawa misi yang akan mengubah sejarah selamanya.
Penulis : Mercurius
Editor : Mercurius