BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Seluruh pejabat di lingkup Pemkot Banjarmasin dan Forkopimda kompak mengenakan pakaian adat se nusantara di momen upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke- 79 dan pengibaran bendera merah putih, Sabtu (17/8/2024).
Ada yang memakai pakaian adat suku Bali, Dayak, Bugis, Banjar, Batak, papua dan lainnya.
Suasana kebersamaan kemerdekaan itu juga dimeriahkan dengan penampilan artia lokal yang menyanyikan lagu wajib Indonesia.
Walikota Ibnu Sina yang mengenakan pakaian adat banjar, menyampaikan pentingnya persatuan dalam keberagaman saat beliau berbicara mengenai perayaan Hari Kemerdekaan ke-79 RI.
“Detik-detik proklamasi kali ini lebih semarak karena kita mengenakan pakaian adat Nusantara. Semua suku bangsa ada di sini, dicerminkan dari pakaian adat masing-masing daerah,” ungkap Ibnu Sina.
“Ini adalah simbol keakraban bahwa di Banjarmasin kita hidup harmonis, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu,” lanjutnya.
Dirinya menyoroti bahwa terdapat 32 suku bangsa di Banjarmasin yang hidup rukun dan damai, “Spirit kemerdekaan sesungguhnya bukan tentang menyeragamkan, tetapi tentang bagaimana kita bisa bersatu dalam perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika, bersatu dalam keragaman, itulah yang kita junjung tinggi,” ujarnya.
Dalam perayaan tersebut, Ibnu Sina menegaskan totalitas budaya dari seluruh penjuru Nusantara, dari Aceh hingga Papua, ditampilkan dengan mengenakan pakaian adat masing-masing. Hal ini, menurutnya, merupakan cerminan dari semangat kebangsaan yang harus terus dipupuk.
“Pesannya jelas, Nusantara Baru dan Indonesia Maju dimulai dari persatuan dalam perbedaan. Desain di IKN bukanlah rumah adat tertentu, tetapi Garuda, simbol bagaimana Indonesia dengan Pancasila, 4 Pilar yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah pilar-pilar bagi Indonesia menuju 100 tahun kemerdekaan di tahun 2045,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa spirit yang sama ada di Banjarmasin, sebuah kota yang juga sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-498. “Sejarah dan perjuangan Banjarmasin luar biasa. Yang paling penting adalah setiap sudut kota ini adalah ruang budaya, ruang partisipasi, dan ruang kolaborasi,” ungkapnya lagi.
Terakhir, Ibnu Sina coba menunjukkan pakaian adat pengantin Banjar yang ia kenakan, menegaskan betapa kaya dan beragamnya budaya yang dimiliki kota berjuluk seribu sungai tersebut, yang terus mendukung masa depan Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan.
Editor : Hamdani