BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Selatan (Ditlantas Polda Kalsel) meraih penghargaan prestisius iCELL Awards dari Kakorlantas Polri atas keberhasilannya dalam penyidikan kasus kecelakaan lalu lintas terbaik secara nasional.
Penghargaan tersebut diberikan dalam kategori Polda dengan jumlah kasus laka di bawah 1.500 per tahun. Kalsel menempati peringkat pertama, disusul Maluku Utara dan Kalimantan Barat di posisi kedua dan ketiga.
“Alhamdulillah, Kalsel menjadi yang terbaik nasional,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel, Kombes Pol Fahri Siregar usai menerima penghargaan dari Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho di The Opus Ballroom Tribrata, Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fahri menjelaskan, penghargaan ini tak lepas dari penerapan aplikasi iCELL (Informasi Cepat Lalu Lintas), sistem digital berbasis teknologi informasi yang dikembangkan Korlantas Polri untuk mendukung kinerja penyidik di lapangan dalam menangani kasus kecelakaan.
“Aplikasi ini mendukung pelayanan Polri yang transparan dan akuntabel kepada masyarakat, sesuai semangat Presisi Kapolri. Lewat iCELL, baik masyarakat maupun pimpinan bisa memantau langsung progres penyidikan laka lantas,” ungkapnya.
Pada 2024, Ditlantas Polda Kalsel berhasil menekan angka kecelakaan hingga di bawah 1.000 kasus, tepatnya 947 kejadian. Jumlah korban meninggal dunia tercatat 389 jiwa, luka berat 132 orang, luka ringan 966 orang, dan kerugian material mencapai Rp2,78 miliar.
Sementara untuk periode 1 Januari hingga 12 Juni 2025, tercatat 360 kasus laka lantas dengan korban meninggal 119 jiwa, luka berat 84 orang, luka ringan 348 orang, dan kerugian material Rp1,5 miliar.
Fahri menyoroti dua wilayah paling rawan kecelakaan di Kalsel, yakni Kabupaten Kotabaru dan Tanah Laut, yang menunjukkan tingkat fatalitas tinggi.
“Di 2024, Kotabaru mencatat 107 kejadian dengan 30 korban meninggal dunia, sementara Tanah Laut 95 kejadian dengan 55 korban tewas. Tahun ini Kotabaru sudah 44 kejadian (11 tewas) dan Tanah Laut 41 kejadian (27 tewas),” rinci Fahri.
Menurutnya, ruas jalan dengan mobilitas tinggi dan kecepatan kendaraan yang tak terkendali menjadi penyebab utama tingginya fatalitas di dua daerah tersebut. Polda Kalsel pun gencar mengingatkan pengendara untuk tidak melanggar batas kecepatan.
Sebagai upaya pencegahan, Fahri juga menggulirkan strategi 5E sejak awal menjabat, yakni: education, encouragement, engineering, enforcement of law, dan emergency response. Mulai dari edukasi masyarakat, pemasangan rambu, patroli, hingga penegakan hukum berbasis ETLE serta penanganan cepat di lokasi kejadian.
“Dengan pendekatan komprehensif ini, angka laka dan fatalitas korban berhasil kami tekan,” pungkas Fahri.
Penulis*/ Editor: Mercurius