Petrus Penembak Misterius, Cara Soeharto Membasmi Premanisme di Tanah Air

- Jurnalis

Sabtu, 15 Maret 2025 - 01:29 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penembakan Misterius atau Petrus merupakan kasus yang terjadi antara tahun 1983-1985 atau pada masa Orde Baru.

Penembakan Misterius atau Petrus merupakan kasus yang terjadi antara tahun 1983-1985 atau pada masa Orde Baru.

BOMINDONESIA.COM, JAKARTA โ€” Penembakan Misterius atau Petrus merupakan kasus yang terjadi antara tahun 1983-1985 atau pada masa Orde Baru.

Petrus adalah salah satu peristiwa kelam yang terjadi di Era Orde Baru. Peristiwa ini termasuk dalam golongan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia, karena telah mengadili seseorang tanpa melalui proses hukum.

Dikutip dari akun X @Silvinof pelanggaran hak asasi yang dilakukan dalam Petrus adalah menghakimi siapa saja yang dinilai sebagai pelaku kriminal atau kejahatan, seperti preman, perampok, dan lain-lain.

Pada 1983, tercatat sebanyak 532 orang tewas dan 367 tewas karena luka tembak diduga korban penembakan misterius. Kemudian, pada 1984, ada 107 tewas dan pada 1985 sejumlah 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas karena ditembak.

Latar belakang

Pada awal 1980-an, telah banyak ditemukan warga Indonesia yang tewas, bahkan kian tahun terus meningkat. Panglima Angkatan Bersenjata Indonesia, Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani, mulanya menyalahkan kasus pembunuhan ini kepada geng.

Baca Juga :  Panasnya โ€Kemarau 75โ€ di Bandung

Berawal dari situ, penembakan misterius dilakukan untuk menekan angka kriminalitas. Operasi ini rencana akan dilakukan bulan Maret 1983 oleh Komandan Garnisun Yogyakarta, Letkol M Hasbi.

Namun, setelah berita ini tersebar, beberapa penjahat menyerahkan diri, beberapa ditembak, ada yang melarikan diri, dan yang lainnya berhenti melakukan kejahatan.

Ternyata, peristiwa Petrus ini membuat angka kejahatan menurun secara signifikan, khususnya tahun 1983. Kejahatan kekerasan di Yogyakarta menurun dari 57 menjadi 20 dan Semarang menurun dari 78 menjadi 50.

Berkat keberhasilan ini, pemerintah terus melanjutkan Petrus.  Intejilen polisi memberi Komandan Garnisun daftar orang-orang yang termasuk jadi tersangka kejahatan.

Baca Juga :  Laporan PBB Buka Kebiadaban Israel Bikin 2,3 Juta Warga Gaza Kelaparan

Garnisun kemudian membuat daftar baru dan mengeluarkan ultimatum publik kepada semua gali (preman) untuk segera menyerah ke markas garnisun, tanpa perlu menyebutkan nama.

Mereka yang merasa preman, harus menandatangani pernyataan setuju menahan diri dari kegiatan kriminal.  Jika tidak, mereka akan menghadapi tindakan tegas dari pihak berwajib.

Kendati taktik ini berhasil, Soeharto tetap tidak mengakui bahwa aksi pembunuhan dan fakta mengenai Petrus yang sudah terjadi itu dilakukan oleh militer.

Bagi Soeharto, para pelaku kriminal yang melawan, harus ditembak. Aksi Petrus dianggap telah melanggar Hak Asasi Manusia, karena telah membunuh seseorang tanpa diadili melalui jalur hukum.

Amnesti Internasional juga mengirimkan surat untuk menanyakan kebijakan pemerintah Indonesia.  Pada akhirnya, Petrus diakhiri pada 1985, karena banyak mendapat perdebatan pendapat dan tekanan dari internasional.

Penulis : Mercurius

Editor : Mercurius

Berita Terkait

Peresmian dan Perpisahan: Jejak Sejarah PT Sritex dari Soeharto hingga Penutupan
Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua
Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar
The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat
Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan
Perjalanan โ€˜Nekatโ€™ demi Konser Yngwie Malmsteen yang Tak Terlupakan
Sejarah Imlek dan Makna Dibalik Perayaannya
Ketegangan di Mekkah: Pasukan Islam di Ambang Kemenangan Tanpa Tanding

Berita Terkait

Sabtu, 15 Maret 2025 - 01:29 WITA

Petrus Penembak Misterius, Cara Soeharto Membasmi Premanisme di Tanah Air

Minggu, 2 Maret 2025 - 22:19 WITA

Peresmian dan Perpisahan: Jejak Sejarah PT Sritex dari Soeharto hingga Penutupan

Selasa, 11 Februari 2025 - 00:47 WITA

Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua

Senin, 10 Februari 2025 - 23:54 WITA

Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar

Kamis, 6 Februari 2025 - 11:45 WITA

The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat

Berita Terbaru

Tarawih di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi (foto:ist)

Halo Internasional

Panduan Shalat Tarawih di Masjidil Haram

Minggu, 16 Mar 2025 - 22:21 WITA

Gedung Bank Kalsel Berdiri Megah, dengan Aplikasi Online AKSEL (foto:istimewa)

Bisnis

Gelar RUPS Luar Biasa, Ini Nama Dewan Komisaris Bank Kalsel

Minggu, 16 Mar 2025 - 21:07 WITA

Banjarmasin Bungas

Darurat Sampah, Siapa Sebenarnya Yang Disanksi? Pemko atau Masyarakat

Minggu, 16 Mar 2025 - 20:57 WITA