BOMINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Sekretaris Eksekutif Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) H Hasan Yuniar SH memastikan, pihaknya terus mendukung upaya pemerintah dalam peningkatan hasil karet di Kalimantan, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Apalagi, sambungnya, Kalsel merupakan basis ekspor karet Indonesia ke-59 Negara (Eropa, Amerika, dan Asia). “Kita (Kalsel) diurutan ke-5 dalam ekspor karet,” tandas Hasan Yuniar yang juga mantan hakim adhoc ini, Sabtu (14/6/2025) di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Ia mengakui, kenaikan ekspor relative stabil dan meningkat pada tahun 2025, jika dibanding tahun 2024. Meski begitu, suplai bahan baku masih terbatas, bahkan sangat kurang. “Jadi terutama suplai bahan baku karet yang ke pabrik. Memang ada kondisi alam yang kurang bersahabat. Misalnya musim panas (gugur daun pohon karet) dan mengalami kekeringan (produksi turun hingga 30 persen ditingkat petani),” ucap advokat peradi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gugur daun ini, jelasnya, mulai April hingga Agustus, kemudian diperkirakan November-Desember daun tumbuh lagi. “Daun tumbuh, tentu produksi karet bisa meningkat,” harapnya.

Menurutnya, beberapa hal terkait suplai, sejak beberapa tahun terakhir kondisi mutu cukup baik, namun volume turun, akibat kurangnya suplai bahan baku.
Hasan Yuniar juga mengakui, kondisi pohon karet yang tua (di atas 25 tahun), berakibat produktifitas turun. Untuk kalsel masih 800 kilogram perhektar pertahun, sehingga masih memadai jika dibandingkan dengan daerah lainnya.
Luasan lahan pohon karet, tambahnya, juga mengurangi suplai akibat alih fungsi lahan. “Jadi dari lahan karet menjadi lawan sawit atau tanaman lainnya,” tandasnya.
Mengatasi persoalan itu, Hasan Yuniar berkeinginan, pemerintah dapat berupaya mengangkat ekonomi petani, dengan mengembalikan petani kepada pekerjaan semula, seperti menyadap karet. “Ya, kalau kebun karet dikelola dengan baik, tentu memberikan hasil memuaskan, dan kebutuhan petani selalu tercukupi,” paparnya.
Kini, sambungnya, luasan areal kebun karet 174 ribu hektar, 175 ribu hektar produksi (masih di bawah kapasitas pabrik yang ada). 380 ribu ton per tahun kapasitas pabrik yang ada di Kalsel (11 pabrik karet, dan kini menjadi 9 pabrik karet).
Kapasitas produksi karet 270 ribu ton per tahun, jika dihitung produksi hulu, bahan baku 174 ribu ton per tahun, maka kekurangan kisaran 30 persen bahan baku per tahun. Harga karet pun relative baik kini Rp9 ribu hingga Rp12 ribu perkilogram.