Ketika Lagu “Bing” Selalu Mengiringi Kepergian

- Redaksi

Kamis, 10 April 2025 - 21:00 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mercurius

Mercurius

BOMINDONESIA.COM — Ketika sahabat-,teman, kerabat saya meninggal dunia, saya sering menyanyikan lagu “Bing”—lagu duka yang indah dan pilu—namun saya ganti liriknya, saya selipkan nama mereka di sana.

Bahkan ketika ayah saya wafat, saya pun membawakannya dengan lirik yang berubah: ” Tiada ..tiada Ayah lagi..” Lagu itu selalu membuat saya merasa dekat dengan mereka yang telah pergi, seperti membuka jendela kenangan yang tak kunjung tertutup.

Saya pertama kali mendengar lagu “Bing” saat masih SD. Ayah saya sering memutar lagu-lagu lawas di rumah—dari The Mercy’s, Koes Plus, hingga lagu-lagu penuh makna seperti “Bing.”

Baca Juga :  Penangkaran Jebol, Buaya-buaya Masuk Permukiman Warga di Cianjur

Saat itu saya belum tahu siapa pencipta lagu legendaris itu. Baru bertahun-tahun kemudian saya sadar, lagu yang begitu dalam itu ditulis oleh seorang wanita luar biasa: Titiek Puspa.

Eyang Titiek, begitu kita memanggilnya, bukan sekadar legenda. Ia adalah simbol keteguhan perempuan dalam dunia seni, seorang pencipta lagu, penyanyi, aktris, dan inspirasi lintas generasi. Lagu-lagunya tak lekang oleh waktu, dari “Kupu-Kupu Malam”, “Apanya Dong”, “Bing”, hingga “Doa Seorang Ibu”—semuanya seperti potret hidup yang dibingkai dengan nada dan kata.

Baca Juga :  Panggilan Azan, Ini Videonya

Karya-karyanya adalah warisan budaya yang mengisi ruang batin kita dengan emosi yang jujur—tentang cinta, kehilangan, kerinduan, bahkan kritik sosial.

Eyang Titiek tak hanya menulis lagu, ia menuliskan sejarah perasaan bangsa ini. Kini, ketika Eyang Titiek sendiri telah pergi, rasanya lagu “Bing” kembali mengalun di kepala saya.

Tapi kali ini, saya tak perlu mengganti nama di dalamnya. Karena lagu itu, dan seluruh hidupnya, memang telah menjadi doa paling tulus bagi setiap kepergian.

Selamat jalan, Eyang Titiek. Terima kasih atas semua yang kau tinggalkan untuk kami.

Penulis : Mercurius

Editor : Mercurius

Berita Terkait

Heboh! Muncul Penobatan ‘Raja Banjar’ Saingan Sultan Banjar Khairul Saleh
Perkuat Edukasi Remaja Genre Untuk Keluarga Berencana
Rock Klasik tak Sesempit “Highway Star” dan “Jump”
Ganti Pola Kerja Untuk Menarik Investor ke Banjarmasin
Ananda Dipilih Sebagai Ketua GOW Kota Banjarmasin
Aroma Politik di Tubuh TNI dan Isu Matahari Kembar
Hari Buruh di Tengah Badai PHK — Ironi di Negeri Para Pekerja
Apes! Gara-Gara Bantu Warga Meluruskan Sengketa Tanah, Lurah Pemurus Baru Dilaporkan Ukhuwah

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:43 WITA

Heboh! Muncul Penobatan ‘Raja Banjar’ Saingan Sultan Banjar Khairul Saleh

Senin, 12 Mei 2025 - 16:11 WITA

Perkuat Edukasi Remaja Genre Untuk Keluarga Berencana

Minggu, 11 Mei 2025 - 16:20 WITA

Rock Klasik tak Sesempit “Highway Star” dan “Jump”

Rabu, 7 Mei 2025 - 08:31 WITA

Ganti Pola Kerja Untuk Menarik Investor ke Banjarmasin

Selasa, 6 Mei 2025 - 20:12 WITA

Ananda Dipilih Sebagai Ketua GOW Kota Banjarmasin

Berita Terbaru

Angkat Tema Budaya Kalteng

Kalteng

Angkat Tema Budaya Kalteng, Digelaran Lomba Tari Kreasi

Selasa, 13 Mei 2025 - 21:46 WITA

Banjarmasin Bungas

Heboh! Muncul Penobatan ‘Raja Banjar’ Saingan Sultan Banjar Khairul Saleh

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:43 WITA