Awal Mula Kawasan Saritem di Kota Bandung, Ternyata Berasal dari Nama Wanita Cantik Ini

- Jurnalis

Selasa, 12 November 2024 - 00:22 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto yang diduga  Sari Iteung yang  lebih dikenal dengan nama Saritem (Foto:Bomindonesia)

Foto yang diduga Sari Iteung yang lebih dikenal dengan nama Saritem (Foto:Bomindonesia)

BOMINDONESIA.COM, BANDUNG – Saritem, mungkin nama ini lebih dikenal dengan hal yang lebih familiar sebagai pembantu baik di layar kaca maupun dunia nyata dibandingkan harus menjadi bos.

Namun bagaimana kalau nama ini ternyata menjadi sejarah di sebuah kota yang penuh dengan keindahan yaitu Bandung. Nama seorang bos, yang menjadi saksi bisu akan cantiknya para wanita Bandung dimasa itu hingga sekarang.

Namun kisahnya memang tidak berawal dari kesenangan, karena hidup punya dua sisi hitam dan putih. Kali ini kita akan ulas sejarah kisah gadis desa di Bandung yang bernama Sari Iteung namun lebih dikenal dengan nama Saritem. Seorang gadis yang akhirnya menjadi gundik orang Belanda dimasa penjajahan, dirinya naik kasta menjadi Nyai Saritem setelah menjadi “Nyonya Belanda“.

Dirinya yang menjadi gundik, awalnya memang terpaksa karena sebagai gadis desa yang tak punya apa-apa hanya bisa pasrah, terlebih saat itu tuan Belanda dianggap derajatnya bagaikan dewa. Senanglah hati Saritem saat itu, hingga akhirnya para pembesar Belanda meminta Nyai Saritem mencari gadis-gadis yang bisa diajak berkencan

Baca Juga :  Gus Dur dan Guru Sekumpul

Dengan difasilitasi sebuah rumah besar, mau tak mau Saritem pun bergerilya mencari gadis yang bisa memuaskan nafsu birahi para serdadu Belanda yang jauh dari negaranya. Dan tempat itu berada di Gardujati yang memang dijadikan sebagai markas militer Belanda.

Hingga lambat laun Nyai Saritem mendapatkan keuntungan dari blusukan yang dilakukan mencari gadis pemuas nafsu, dari Bandung, Sumedang, Cianjur, Garut, serta Indramayu dirinya menjadi primadona tempat tersebut, bisnis Nyai juga semakin besar. Banyak wanita yang direkrut hingga nama Saritem pun dikenal diwilayah Bandung, hingga tak hanya warga Belanda.

Kaum pribumi yang punya uang ikut mencicipi, apa yang ditawarkan oleh Saritem. Melihat keberhasilan Saritem, banyak gundik Belanda yang melakukan bisnis serupa hingga kawasan itu menjadi lokalisasi di era Belanda.

Baca Juga :  Kasus Lia Eden

Hingga akhirnya sepeninggal Saritem karena umur ada batasannya, maka lokalisasi itu terkenal dengan nama “Saritem” yang sudah berdiri sejak tahun 1838. Disinilah banyak manusia menjalani kehidupan yang penuh duka dan air mata.

Tempat ini sekarang berada di dekat stasiun kereta. Tepatnya di antara Jalan Astana Anyar dan Gardu Jati. Bisa dibilang tempat ini terkenal seperti halnya Surabaya dengan Dolly, Yogyakarta dengan Sarkem, Makassar dengan Jalan Nusantara, Bogor dengan Gang Semen, dan lainnya.

Walau sudah ditutup saat kota Bandung dipimpin oleh Wali Kota Dada Rosada. Tapi, ternyata bisnis itu tetap berjalan secara sembunyi-sembunyi. Entahlah di tahun 2024 ini apa masih ada atau tidak, karena hal seperti ini tidak bisa dengan mudah dihilangkan walau digerebek tetap akan ada lagi yang baru. Kehidupan memang seperti itu, ditutup satu tumbuh seribu! Semuanya memang diluar akal logika, kok bisa seperti itu sampai kini tidak ada yang tahu.

Penulis : Mercurius

Editor : Mercurius

Sumber Berita : Thread Kakukus

Berita Terkait

Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua
Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar
The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat
Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan
Perjalanan ‘Nekat’ demi Konser Yngwie Malmsteen yang Tak Terlupakan
Sejarah Imlek dan Makna Dibalik Perayaannya
Ketegangan di Mekkah: Pasukan Islam di Ambang Kemenangan Tanpa Tanding
Kisah Henry Tandey: Kala Satu Kebaikan Pada Akhirnya Mengakibatkan Kematian 80 Juta Orang

Berita Terkait

Selasa, 11 Februari 2025 - 00:47 WITA

Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua

Senin, 10 Februari 2025 - 23:54 WITA

Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar

Kamis, 6 Februari 2025 - 11:45 WITA

The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat

Selasa, 4 Februari 2025 - 21:31 WITA

Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan

Sabtu, 1 Februari 2025 - 22:13 WITA

Perjalanan ‘Nekat’ demi Konser Yngwie Malmsteen yang Tak Terlupakan

Berita Terbaru

Banjarmasin Bungas

Setelah Dilantik, Wali Kota Yamin Masuk Akademi Militer

Rabu, 19 Feb 2025 - 15:23 WITA

Pengamat Dr Didi Susanto (foto:bomindonesia)

Kalimantan Membangun

Dr Didi Susanto: Makan Bergizi Gratis Kebijakan Bagus

Rabu, 19 Feb 2025 - 14:17 WITA