Kisah Dukun AS yang Membantai 42 Perempuan Demi Mendapatkan Kesaktian

- Jurnalis

Senin, 14 Oktober 2024 - 01:01 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dukun AS menyuruh korbannya menggali lubang dan berdiri di dalamnya (foto:istimewa)

Dukun AS menyuruh korbannya menggali lubang dan berdiri di dalamnya (foto:istimewa)

BOMINDONESIA.COM, MEDAN – Ahmad Suradji adalah salah satu pembunuh berantai paling mengerikan di Indonesia. Pria ini yang juga dikenal dengan julukan Dukun AS atau Nasib Kelewang.

Dia dikenal sebagai dukun yang kejam dan manipulatif, yang melakukan pembunuhan brutal terhadap 42 perempuan dengan tujuan mendapatkan kesaktian. Kasus yang mengejutkan ini terjadi di Sumatra Utara, dan telah meninggalkan jejak kelam dalam sejarah kriminal Indonesia.

Latar Belakang Ahmad Suradji

Ahmad Suradji lahir pada tahun 1949 di Medan, Sumatra Utara. Sejak kecil, ia sudah tertarik pada dunia perdukunan.

Ia mengaku memiliki kemampuan supranatural dan mampu memberikan berbagai macam bantuan kepada orang-orang yang datang. Namun, di balik kedok kesaktiannya, ia menyimpan niat jahat untuk membunuh para korbannya.

Baca Juga :  Beberapa Tradisi yang Dimiliki oleh Suku Dayak

Modus Operandi

Dukun AS menargetkan perempuan yang datang kepadanya untuk ritual pesugihan atau mencari keberuntungan. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka harus mengikuti ritual khusus untuk mencapai keinginan mereka.

Korban diajak ke ladang tebu miliknya di Desa Sei Semayang. Di sana, Dukun AS menyuruh korbannya menggali lubang dan berdiri di dalamnya.

Setelah itu, dia melilitkan kabel atau kain di leher mereka dan mencekik hingga tewas. Bahkan, ia kemudian meminum air liur korban, percaya bahwa itu akan memberinya kesaktian.

Aksi keji Dukun AS berlangsung selama bertahun-tahun, dari tahun 1986 hingga 1997. Selama kurun waktu tersebut, ia berhasil membunuh 42 wanita.

Baca Juga :  Ternyata Sebutan ‘Ledeng’ Itu Dari Bahasa Belanda, PAM Bandarmasih dulunya bernama ‘Water Leijding Hendrief’

Terungkapnya Kejahatan

Pada tahun 1997, polisi menemukan mayat seorang perempuan di ladang tebu milik Dukun AS. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan lebih banyak mayat perempuan yang terkubur di sana.

Motif Dukun AS adalah berdasarkan mimpinya, di mana almarhum ayahnya memberikan wangsit untuk membunuh 70 perempuan agar ia bisa menjadi orang sakti dan menyebarkan kebaikan.

Pada tahun 1998, Dukun AS diadili dan divonis hukuman mati pada tanggal 10 Juli 2008. Setelah proses hukum yang panjang, dia dieksekusi oleh regu tembak pada tahun 2008 di Medan. Hingga kini, namanya dikenal sebagai salah satu pembunuh berantai paling kejam dalam sejarah Indonesia.

Editor : Mercurius

Berita Terkait

Peresmian dan Perpisahan: Jejak Sejarah PT Sritex dari Soeharto hingga Penutupan
Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua
Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar
The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat
Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan
Perjalanan ‘Nekat’ demi Konser Yngwie Malmsteen yang Tak Terlupakan
Sejarah Imlek dan Makna Dibalik Perayaannya
Ketegangan di Mekkah: Pasukan Islam di Ambang Kemenangan Tanpa Tanding

Berita Terkait

Minggu, 2 Maret 2025 - 22:19 WITA

Peresmian dan Perpisahan: Jejak Sejarah PT Sritex dari Soeharto hingga Penutupan

Selasa, 11 Februari 2025 - 00:47 WITA

Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua

Senin, 10 Februari 2025 - 23:54 WITA

Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar

Kamis, 6 Februari 2025 - 11:45 WITA

The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat

Selasa, 4 Februari 2025 - 21:31 WITA

Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan

Berita Terbaru

Banyak Masyarakat Butuh Dana Jelang Lebaran

Ekuin

Kubutuhan Dana Meningkat Jelang Idul Fitri 2025

Jumat, 14 Mar 2025 - 09:33 WITA