KONKLAF: Rahasia di Balik Pintu Tertutup Vatikan

- Redaksi

Rabu, 30 April 2025 - 22:39 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONKLAF: Rahasia di Balik Pintu Tertutup Vatikan (?Foto Istimewa/X)

KONKLAF: Rahasia di Balik Pintu Tertutup Vatikan (?Foto Istimewa/X)

BOMINDONESIA.COM, ROMA — Paus wafat! Dan saat itulah ritual paling rahasia di dunia dimulai. Bayangkan: 120 kardinal dikunci tanpa ponsel, tanpa akses ke dunia luar—semua demi memilih satu pemimpin untuk lebih dari 1 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Apa Itu Konklaf?

Kata konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dengan kunci”. Ya, para kardinal benar-benar dikunci di dalam Kapel Sistina—terisolasi total—hingga mereka berhasil memilih Paus baru.

Lokasi konklaf bukan sembarangan. Proses sakral ini berlangsung di bawah lukisan “Hari Kiamat” karya Michelangelo, seolah menjadi pengingat spiritual:

“Kalian sedang mengambil keputusan suci—jangan salah pilih.”

Siapa yang Berhak Memilih?

Peserta konklaf maksimal berjumlah 120 kardinal, semuanya berusia di bawah 80 tahun. Mereka datang dari berbagai negara, mewakili seluruh wajah Gereja Katolik di dunia.

Secara teori, mereka datang tanpa preferensi. Tapi realitanya? Aliansi, lobi, dan strategi seringkali sudah dirancang jauh sebelum pintu dikunci.

Tahap Awal: Misa dan Sumpah

Sebelum dikurung, para kardinal mengikuti “Misa Pro Eligendo Papa“—misa khusus untuk memohon petunjuk Tuhan dalam memilih Paus.

Setelah itu, mereka mengucap sumpah untuk menjaga kerahasiaan total. Siapa pun yang melanggar, bisa dikeluarkan dari Gereja!

Baca Juga :  Shabrina Bikin Juri Terpukau, Lagu “Oscar Winning Tears” Dibawakan Penuh Karisma

Di Balik Pintu Tertutup

Suasana di dalam konklaf sangat ketat: Tanpa HP. Tanpa komunikasi luar.Tinggal di kamar sederhana, tanpa kemewahan.

Dijaga ketat Garda Swiss.

Hari-hari mereka hanya diisi doa, refleksi, diskusi… dan menunggu.

Proses Voting dan Makna Asap

Dalam sehari, bisa berlangsung hingga empat putaran voting.

Tiap kardinal menulis satu nama di selembar kertas. Suara dihitung dan diumumkan. Lalu kertas-kertas itu dibakar. Dari sanalah simbol konklaf muncul:

Asap hitam: belum ada Paus terpilih.

Asap putih: Habemus Papam! Paus baru telah dipilih.

Rahasia di Balik Asap

Warna asap bukan kebetulan:

Hitam: campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang.

Putih: kalium klorat, laktosa, dan resin kolofoni.

Bahkan asap pun diatur dengan sains dan simbolisme.

Sejarah Singkat Konklaf

Konklaf pertama kali diresmikan tahun 1274. Sebelumnya, pemilihan Paus bisa molor hingga tiga tahun! Pernah, umat Katolik yang frustrasi mengurung para kardinal, mencopot atap ruangan, dan mengurangi jatah makan—hasilnya, Paus dipilih dalam hitungan hari!

Antara Ritual dan Strategi

Meski sakral, konklaf juga sarat dengan taktik dan arah politik Gereja. Pemilihan Paus menentukan arah spiritual dan kebijakan Gereja Katolik selama puluhan tahun ke depan.

Baca Juga :  Tiga Basisst Rock Terbaik di Indonesia Era '70' an

Nama Baru, Hidup Baru

Paus yang terpilih akan mengganti namanya. Nama baru itu bukan sekadar simbol—tapi seperti lahirnya identitas spiritual baru. Ritual ini dianggap sebagai bentuk kematian simbolis dan kelahiran suci.

Maestro Upacara: Si Pengatur Bayangan

Ada satu sosok penting yang sering luput dari sorotan: Maestro Upacara Kepausan.

Dialah yang memastikan semua proses berjalan sesuai protokol dan tradisi. Tanpanya, konklaf bisa kacau.

Pengumuman ke Dunia

Setelah suara bulat dicapai dan asap putih mengepul, Kardinal Protodiakon muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan berkata:

“Annuntio vobis gaudium magnum: habemus Papam!”

(“Saya mengumumkan kepada Anda kabar sukacita besar: kita memiliki Paus!”)

Tak lama, Paus baru muncul ke hadapan dunia—dengan nama baru dan wajah yang berbeda—siap memimpin Gereja Katolik sejagat.

Ruang Air Mata

Sebelum tampil di balkon, Paus terpilih dibawa ke Sala delle Lacrime—“Ruang Air Mata”.

Banyak yang menangis di sini.

Bukan karena sedih, tapi karena menyadari beban besar yang kini ada di pundak mereka. Hidup mereka tak akan pernah sama lagi.

Editor : Mercurius

Sumber Berita: X (Twitter ) @Ben3atha

Berita Terkait

O.M. Pancaran Muda dan Wiwiek Abidin Menghibur Masyarakat Banjarmasin
Ki Hajar Dewantara hanya Lulusan Setara SD, Tapi Gagasannya Mencerahkan Bangsa
Garda Swiss: Tentara Terkecil di Dunia yang Setia Menjaga Paus dan Kota Vatikan
Jejak Peci Hitam di Tanah Samarkand: Soekarno dan Ziarah Spiritual ke Makam Imam Bukhari
Cinta, Seks, dan Neraka: Kengerian di Balik Senyuman Children of God”
Mengapa Lagu “Selamat Hari Lebaran” Jarang Diputar Utuh? Ternyata Liriknya Kritik Pemerintah
Oei Hui-lan, Putri Raja Gula Semarang yang Jadi Ibu Negara China
Petrus Penembak Misterius, Cara Soeharto Membasmi Premanisme di Tanah Air

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 23:37 WITA

O.M. Pancaran Muda dan Wiwiek Abidin Menghibur Masyarakat Banjarmasin

Jumat, 2 Mei 2025 - 22:53 WITA

Ki Hajar Dewantara hanya Lulusan Setara SD, Tapi Gagasannya Mencerahkan Bangsa

Kamis, 1 Mei 2025 - 00:01 WITA

Garda Swiss: Tentara Terkecil di Dunia yang Setia Menjaga Paus dan Kota Vatikan

Rabu, 30 April 2025 - 22:39 WITA

KONKLAF: Rahasia di Balik Pintu Tertutup Vatikan

Jumat, 25 April 2025 - 23:21 WITA

Jejak Peci Hitam di Tanah Samarkand: Soekarno dan Ziarah Spiritual ke Makam Imam Bukhari

Berita Terbaru

Suasana Bundaran Palangkaraya saat senja (Foto Mercy)

Artikel

Bundaran Besar Palangka Raya, Simbol Kota yang Selalu Hidup

Sabtu, 17 Mei 2025 - 22:22 WITA