BOMINDONESIA.COM, ROMA — Paus wafat! Dan saat itulah ritual paling rahasia di dunia dimulai. Bayangkan: 120 kardinal dikunci tanpa ponsel, tanpa akses ke dunia luar—semua demi memilih satu pemimpin untuk lebih dari 1 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Apa Itu Konklaf?
Kata konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dengan kunci”. Ya, para kardinal benar-benar dikunci di dalam Kapel Sistina—terisolasi total—hingga mereka berhasil memilih Paus baru.
Lokasi konklaf bukan sembarangan. Proses sakral ini berlangsung di bawah lukisan “Hari Kiamat” karya Michelangelo, seolah menjadi pengingat spiritual:
“Kalian sedang mengambil keputusan suci—jangan salah pilih.”
Siapa yang Berhak Memilih?
Peserta konklaf maksimal berjumlah 120 kardinal, semuanya berusia di bawah 80 tahun. Mereka datang dari berbagai negara, mewakili seluruh wajah Gereja Katolik di dunia.
Secara teori, mereka datang tanpa preferensi. Tapi realitanya? Aliansi, lobi, dan strategi seringkali sudah dirancang jauh sebelum pintu dikunci.
Tahap Awal: Misa dan Sumpah
Sebelum dikurung, para kardinal mengikuti “Misa Pro Eligendo Papa“—misa khusus untuk memohon petunjuk Tuhan dalam memilih Paus.
Setelah itu, mereka mengucap sumpah untuk menjaga kerahasiaan total. Siapa pun yang melanggar, bisa dikeluarkan dari Gereja!
Di Balik Pintu Tertutup
Suasana di dalam konklaf sangat ketat: Tanpa HP. Tanpa komunikasi luar.Tinggal di kamar sederhana, tanpa kemewahan.
Dijaga ketat Garda Swiss.
Hari-hari mereka hanya diisi doa, refleksi, diskusi… dan menunggu.
Proses Voting dan Makna Asap
Dalam sehari, bisa berlangsung hingga empat putaran voting.
Tiap kardinal menulis satu nama di selembar kertas. Suara dihitung dan diumumkan. Lalu kertas-kertas itu dibakar. Dari sanalah simbol konklaf muncul:
Asap hitam: belum ada Paus terpilih.
Asap putih: Habemus Papam! Paus baru telah dipilih.
Rahasia di Balik Asap
Warna asap bukan kebetulan:
Hitam: campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang.
Putih: kalium klorat, laktosa, dan resin kolofoni.
Bahkan asap pun diatur dengan sains dan simbolisme.
Sejarah Singkat Konklaf
Konklaf pertama kali diresmikan tahun 1274. Sebelumnya, pemilihan Paus bisa molor hingga tiga tahun! Pernah, umat Katolik yang frustrasi mengurung para kardinal, mencopot atap ruangan, dan mengurangi jatah makan—hasilnya, Paus dipilih dalam hitungan hari!
Antara Ritual dan Strategi
Meski sakral, konklaf juga sarat dengan taktik dan arah politik Gereja. Pemilihan Paus menentukan arah spiritual dan kebijakan Gereja Katolik selama puluhan tahun ke depan.
Nama Baru, Hidup Baru
Paus yang terpilih akan mengganti namanya. Nama baru itu bukan sekadar simbol—tapi seperti lahirnya identitas spiritual baru. Ritual ini dianggap sebagai bentuk kematian simbolis dan kelahiran suci.
Maestro Upacara: Si Pengatur Bayangan
Ada satu sosok penting yang sering luput dari sorotan: Maestro Upacara Kepausan.
Dialah yang memastikan semua proses berjalan sesuai protokol dan tradisi. Tanpanya, konklaf bisa kacau.
Pengumuman ke Dunia
Setelah suara bulat dicapai dan asap putih mengepul, Kardinal Protodiakon muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan berkata:
“Annuntio vobis gaudium magnum: habemus Papam!”
(“Saya mengumumkan kepada Anda kabar sukacita besar: kita memiliki Paus!”)
Tak lama, Paus baru muncul ke hadapan dunia—dengan nama baru dan wajah yang berbeda—siap memimpin Gereja Katolik sejagat.
Ruang Air Mata
Sebelum tampil di balkon, Paus terpilih dibawa ke Sala delle Lacrime—“Ruang Air Mata”.
Banyak yang menangis di sini.
Bukan karena sedih, tapi karena menyadari beban besar yang kini ada di pundak mereka. Hidup mereka tak akan pernah sama lagi.
Editor : Mercurius
Sumber Berita: X (Twitter ) @Ben3atha