Siapa Eddy Tansil?

- Jurnalis

Kamis, 26 September 2024 - 23:27 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Eddy Tansil (foto:bomindonesia)

Eddy Tansil (foto:bomindonesia)

BOMINDONESIA.COM, JAKARTA – Eddy Tansil, yang memiliki nama asli Tan Tjoe Hong, lahir pada 2 Februari 1953 di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia adalah seorang pengusaha yang memiliki jaringan bisnis di berbagai sektor, mulai dari perdagangan hingga perbankan. Pada tahun 1990-an, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses yang memanfaatkan peluang bisnis di masa awal pemerintahan Orde Baru.

Namun, kesuksesan bisnisnya tidak sepenuhnya legal. Di balik citranya sebagai pengusaha, Eddy terlibat dalam serangkaian aktivitas bisnis yang menyimpang, termasuk pemalsuan dokumen dan penggelapan dana yang melibatkan bank milik negara.

Skandal Bank Bapindo

Pada tahun 1993, nama Eddy Tansil mencuat ke publik setelah terlibat dalam kasus penggelapan dana Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Eddy memperoleh pinjaman sebesar USD 565 juta (sekitar Rp 1,3 triliun pada saat itu) dari Bapindo untuk mendanai proyek pabrik PT Golden Key Group, yang katanya akan memproduksi bir. Namun, proyek tersebut ternyata tidak berjalan sesuai rencana.

Baca Juga :  Kepala Bappedalitbang Mura Buka Musrenbang di Kecamatan Uut Murung

Skandal ini mengguncang publik karena melibatkan kerugian negara dalam jumlah yang sangat besar. Bank Bapindo, yang merupakan salah satu bank milik negara, mengalami kerugian besar yang berdampak pada stabilitas keuangan nasional. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana seorang pengusaha bisa mendapatkan pinjaman sebesar itu tanpa adanya pengawasan ketat dari pihak bank dan otoritas keuangan.

Setelah penyelidikan panjang, pada tahun 1994 Eddy Tansil dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas tuduhan penggelapan dan penipuan terkait dana Bapindo. Ia juga diwajibkan membayar ganti rugi kepada negara sebesar Rp 1.3 triliun.

Proses persidangan Eddy Tansil diwarnai berbagai isu, termasuk dugaan suap dan kolusi dengan pejabat tinggi di pemerintahan dan perbankan. Banyak pihak menduga bahwa Tansil tidak bertindak sendirian, melainkan menjadi bagian dari jaringan yang lebih besar yang melibatkan pejabat-pejabat korup di era Orde Baru.

Baca Juga :  Personel Polri, Bripka Anditya Gugur saat Selamatkan Remaja di Pantai Pangandaran

Pelarian dari Penjara

Kasus Eddy Tansil mungkin sudah cukup mengejutkan, tetapi peristiwa yang lebih mengejutkan lagi terjadi pada tahun 1996. Saat menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta, Eddy Tansil berhasil melarikan diri. Pelariannya menciptakan kegemparan publik nasional, dan hingga hari ini pelariannya masih menjadi salah satu misteri di Indonesia.

Alih-alih digunakan untuk pembangunan pabrik, dana tersebut dialihkan oleh Eddy untuk kepentingan pribadi dan bisnis-bisnis lainnya. Dengan memalsukan berbagai dokumen, Eddy berhasil membuat seolah-olah proyek pabrik tersebut sah, sehingga Bapindo terus mengalirkan dana tanpa melakukan verifikasi yang memadai.

Editor : Mercurius

Berita Terkait

Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua
Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar
The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat
Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan
Perjalanan ‘Nekat’ demi Konser Yngwie Malmsteen yang Tak Terlupakan
Sejarah Imlek dan Makna Dibalik Perayaannya
Ketegangan di Mekkah: Pasukan Islam di Ambang Kemenangan Tanpa Tanding
Kisah Henry Tandey: Kala Satu Kebaikan Pada Akhirnya Mengakibatkan Kematian 80 Juta Orang

Berita Terkait

Selasa, 11 Februari 2025 - 00:47 WITA

Kasus Menghilangnya Michael Rockefeller dalam Ekspedisi ke Papua

Senin, 10 Februari 2025 - 23:54 WITA

Ternyata! Belanda Belajar Membuat Kanal Kepada Orang Banjar

Kamis, 6 Februari 2025 - 11:45 WITA

The Sin Nio, Pejuang Perempuan Indonesia yang Hidup Sulit hingga Akhir Hayat

Selasa, 4 Februari 2025 - 21:31 WITA

Sejarah Dinas Kebersihan Era Belanda (1919) Mengatur Ketat Persampahan

Sabtu, 1 Februari 2025 - 22:13 WITA

Perjalanan ‘Nekat’ demi Konser Yngwie Malmsteen yang Tak Terlupakan

Berita Terbaru

Banjarmasin Bungas

Setelah Dilantik, Wali Kota Yamin Masuk Akademi Militer

Rabu, 19 Feb 2025 - 15:23 WITA

Pengamat Dr Didi Susanto (foto:bomindonesia)

Kalimantan Membangun

Dr Didi Susanto: Makan Bergizi Gratis Kebijakan Bagus

Rabu, 19 Feb 2025 - 14:17 WITA