Sakaruddin pejuang 45 di kediamannya Jalan Cempaka Putih, Banjarmasin.
BOMINDONESIA, BANJARMASIN– Momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kota Banjarmasin mempunyai warga yang dulu pernah berjuang bersama Pahlawan Nasional Brigjen Hassan Basry.
Ia adalah Sakruddin (91) kelahiran Kandangan HSS 1933 yang sejak tahun 70-an berdomisili di Cempaka Putih, Banjarmasin Timur. Sepenggal ceritanya, ia telah mengikuti perjuangan bersama Hassan Basry yang dijuluki Bapak gerilya kalimantan itu.
Kemarin Sakaruddin bersama rekan veteran yang tergabung dalam Legium Veteran Republik Indonesia (LVRI) Banjarmasin, menyempatkan mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih di Balai Kota Banjarmasin bersama Wali Kota Banjarmasin dan unsur Forkopimda Banjarmasin, Sabtu (17/8/2024).
Sakaruddin yang usianya mendekati satu abad ini tidak bisa banyak menceritakan pengalamannnya bersama Hassan Basry, karena ingatan yang terbatas dan pendengaran juga terganggu.
Ia hanya menyebut daerah perjuangannya di Kampung Ni’ih, Hulu Sungai Salatan ( HSS) yang kala itu ia berusia belasan tahun. Mungkin daerah itu yang paling membekas diingatannya.
Sesekali ia menunjuk foto Hassan Basry yang dipajangnya dalam lemari kaca di rumahnya.
Ia juga sedikit mengingat diajarkan menggunakan senjata dan bergerilya di seputaran hutan belantara hulu sungai.
“Dulu di Ni’ih kita berjuang disana bersama pak Hassan,” seraya menunjukan foto Hassan Basry di kediamannya.
Rekan seperjuangannya hampir semuanya telah meningal dunia. Dan di Banjarmasin sekarang hanya tersisa dirinya.
“Kawan saya sudah banyak meninggalan, belum lama tadi juga ada yang meninggal, tinggal saya,” katanya.
Ditanya bagaimana perhatian pemerintah kepada dirinya maupun para veteran di Banjarmasin. Sakaruddin mengaku syukur dirinya yang tinggal bersama istri dan seorang anaknya mendapat bantuna rutin setiap bulannya kurang lebih Rp 2,7 juta.
Saat hari-hari besar seperti 17 Agustus, Hari Pahlawan juga mendapatkan santunan dari pemerintah. Dengan uang itu, ia mengaku cukup untuk biaya hidup keluarga. Ia pun menitip pesan atas kemerdekaan Republik Indonesia sekarang ini, yakni jangan lupa untuk bersyukur.
“Alhamdulillah bantuan pemerintah cukup saja, setiap bulan saya ambil di bank Rp 2,7 juta,” ucapnya.
Ketua LVRI Kota Banjaramasin, Ronny menyambut baik upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 ini.
Penjajahan harus dihapuskan, meskipun saat itu kita belum banyak memiliki senjata api. Namun dengan bergerilya telah mempersulit upaya Belanda untuk menjajah kembali.
Ronny juga mengingat perjuangannya saat ia dikirim ke Irian Barat mengusir Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan tahun 1962-1963. Susah payah dan berdarah-darah telah dilakukan untuk mengusir penjajah.
“Ini adalaha kedaulatan negara kita, kita harus jaga jangan sampai dikuasai oleh orang asing. Saya juga mengenang perjuangan terakhir mengusir Belanda tahun 1963 di Irian Barat,” tutupnya.
Editor : Hamdani