BOMINDONESIA.COM, MEDAN – Ahmad Suradji adalah salah satu pembunuh berantai paling mengerikan di Indonesia. Pria ini yang juga dikenal dengan julukan Dukun AS atau Nasib Kelewang.
Dia dikenal sebagai dukun yang kejam dan manipulatif, yang melakukan pembunuhan brutal terhadap 42 perempuan dengan tujuan mendapatkan kesaktian. Kasus yang mengejutkan ini terjadi di Sumatra Utara, dan telah meninggalkan jejak kelam dalam sejarah kriminal Indonesia.
Latar Belakang Ahmad Suradji
Ahmad Suradji lahir pada tahun 1949 di Medan, Sumatra Utara. Sejak kecil, ia sudah tertarik pada dunia perdukunan.
Ia mengaku memiliki kemampuan supranatural dan mampu memberikan berbagai macam bantuan kepada orang-orang yang datang. Namun, di balik kedok kesaktiannya, ia menyimpan niat jahat untuk membunuh para korbannya.
Modus Operandi
Dukun AS menargetkan perempuan yang datang kepadanya untuk ritual pesugihan atau mencari keberuntungan. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka harus mengikuti ritual khusus untuk mencapai keinginan mereka.
Korban diajak ke ladang tebu miliknya di Desa Sei Semayang. Di sana, Dukun AS menyuruh korbannya menggali lubang dan berdiri di dalamnya.
Setelah itu, dia melilitkan kabel atau kain di leher mereka dan mencekik hingga tewas. Bahkan, ia kemudian meminum air liur korban, percaya bahwa itu akan memberinya kesaktian.
Aksi keji Dukun AS berlangsung selama bertahun-tahun, dari tahun 1986 hingga 1997. Selama kurun waktu tersebut, ia berhasil membunuh 42 wanita.
Terungkapnya Kejahatan
Pada tahun 1997, polisi menemukan mayat seorang perempuan di ladang tebu milik Dukun AS. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan lebih banyak mayat perempuan yang terkubur di sana.
Motif Dukun AS adalah berdasarkan mimpinya, di mana almarhum ayahnya memberikan wangsit untuk membunuh 70 perempuan agar ia bisa menjadi orang sakti dan menyebarkan kebaikan.
Pada tahun 1998, Dukun AS diadili dan divonis hukuman mati pada tanggal 10 Juli 2008. Setelah proses hukum yang panjang, dia dieksekusi oleh regu tembak pada tahun 2008 di Medan. Hingga kini, namanya dikenal sebagai salah satu pembunuh berantai paling kejam dalam sejarah Indonesia.
Editor : Mercurius